Alasan Dana, BWS III Belum Tangani Daerah Rawan Banjir di Sigi

oleh -
Kondisi rumah warga yang tergerus sungai di Desa Sibalaya Barat. (FOTO: HADY)

PALU – Sebanyak tujuh unit rumah di Desa Sibalaya Barat yang hanyut akibat tergerus sungai di desa tersebut.

Hal ini diakibatkan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi, akhir-akhir ini.

Selain di Sibalaya, sejumlah desa lain juga rawan mengalami banjir dan perlu mendapatkan perhatian, seperti Desa Bangga, Tuva, Omu dan Desa Poi.

Menurut Bupati Sigi, Moh Irwan Lapataa, untuk Desa Sibalaya Barat, pihaknya telah melakukan koordinasi, baik secara lisan maupun tertulis kepada instansi yang berwenang, dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III

“Kalau kita lihat kewenangan, aturan dan sebagainya, kita tidak mampu dan ini kewenangan BWS. Saya beberapa kali datang ke BWS, tetapi jawabannya tunggu dana. Tentunya tidak bisa begitu karena rumah warga bisa hanyut bila masih menunggu dana,” ungkap Bupati, Rabu (01/07).

BACA JUGA :  Dilapor ke Polda Atas Dugaan Tilep Bantuan untuk Masyarakat, Marselinus Tantang Lanjutkan Hingga Meja Hijau

Melihat kondisi tersebut, ia telah mengambil langkah diskresi di tengah keterbatasan alat dan anggaran. Langkah tersebut ditempuh dengan menggunakan dana kontinjensi untuk menanggulangi kondisi saat ini.

Selain itu, lanjut dia, Dinas PUPR Kabupaten Sigi juga telah menyurat kepadanya terkait permohonan pengambilan batu gajah untuk melakukan pembendungan di pinggiran sungai yang tergerus.

Diketahui, dalam Program Sigi Hijau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi sendiri tidak mengijinkan pengambilan batu gajah untuk alasan ekonomi. Namun karena alasan sosial, maka pihaknya memerintahkan Dinas PUPR untuk melakukan koordinasi dengan Camat Dolo Barat dan Kepala Desa Kalukutinggu.

BACA JUGA :  Banjir di Watusampu, Penegak Hukum Diminta Tindak Tegas Perusahaan Galian C

“Dinas PUPR telah melakukan pertemuan dengan Camat, Kepala Desa, dan masyarakat setempat di lokasi pengambilan batu gajah, dan masyarakat sangat memahami kondisi dan tujuan penggunaan batu gajah tersebut,” katanya.

Pihaknya berulangkali menyampaikan agar Pemerintah Provinsi dan DPRD Provinsi Sulawesi Tengah segera turun langsung melihat kondisi masyarakat di lokasi banjir tersebut.

“Kondisi masyarakat saat ini sangat tidak berdaya, apalagi dengan keterbatasan anggaran dan alat yang dimiliki Pemkab Sigi. Mohon setelah ini kita dapat melihat langsung kondisi di lapangan, dan beberapa titik rawan banjir lainnya,” pintanya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak Pansus DPRD Sulteng dan sejumlah instansi terkait. (HADY)