PALU- Puluhan perwakilan warga desa Towara, Morowali Utara (Morut), mahasiswa tergabung dalam fraksi bersih-bersih Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan aksi unjuk rasa, di depan kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Jumat (27/9).
Aksi unjuk rasa tersebut menuntut kepada pemerintah Provinsi dan dinas terkait akibat dari sejumlah aktivitas perusahaan tambang berdampak rusaknya sumber mata air dan pencemaran udara (debu) bagi masyarakat setempat.
Salahsatu perwakilan warga Towara Herlin mengatakan, sebagai ibu rumah tangga, dirinya merasakan kesulitan dalam pemenuhan air bersih.
Akibat dari krisis air, sejumlah warga terpaksa harus membeli dengan harga Rp80 ribu pertandon.Tidak hanya itu, akibat aktivitas mobilitas kenderaan perusahaan menimbulkan sebaran debu masuk ke rumah-rumah warga.
Warga Towara lainnya, David mengatakan, akibat sebaran debu ditimbulkan dari aktivitas perusahaan. Warga, setiap saat harus membersihkan perabotan rumah tangga.
Tidak hanya itu, kata dia,perusahaan juga sudah mencaplok lokasi pekuburan umum. “Kalau hanya mayat-mayat dikubur tersebut bisa bangkit, mungkin mereka ikut demo aksi,” katanya.
Olehnya mereka meminta pemerintah provinsi untuk menyelesaikan permasalahan krisis air dialami warga , serta pencemaran udara ditimbulkan.
Koordinator Lapangan (Korlap) Muhajir menuturkan, aktivitas tambang nikel oleh perusahan menyebabkan kerusakan parah di Desa Towara.
“Banjir meluas hingga ke pemukiman, merendam rumah dengan lumpur. Sumber air bersih tercemar, memaksa warga membeli air atau berjalan jauh ke desa lain. Kelompok rentan seperti perempuan dan lansia paling terdampak,” bebernya.
Olehnya, warga mendesak pemerintah menghentikan tambang, memulihkan air bersih, dan memperbaiki ekonomi desa.
Atas tuntutan massa aksi Asisten II bidang perekonomian dan pembangunan Rudy Dewanto mengatakan, atas tuntutan warga, pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan menindaklanjuti.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan warga menyerahkan dokumen dampak-dampak ditimbulkan dari aktivitas tambang kepada assiten II Rudy Dewantoro.
Usai melakukan aksi unjukrasa depan Kantor Gubernur,massa aksi terus bergerak menuju kantor ESDM dan Komnas HAM perwakilan Sulteng dengan melakukan orasi secara bergantian dan menyerahkan dokumen dampak aktivitas tambang kepada ESDM dan Komnas HAM.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG