Mengkaji Perpanjangan Operasi Lagi

Berdasarkan dorongan untuk menyetop perpanjangan operasi perburuan terduga pelaku tindak pidana terorisme dengan pertimbangan telah habisnya kelompok MIT Poso, pihak Polda Sulteng akan melakukan koordinasi dengan Mabes Polri mengenai status operasi Madago Raya.

Kapolda Sulteng, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan mengenai status perpanjangan operasi perburun kelompok MIT dengan sandi Madago Raya besar kemungkinan masih akan dilanjutkan, akan tetapi dengan sifat yang berbeda.

Personel Brimob melakukan penyisiran di pemukiman warga mencari terduga teroris di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (7/11/2020). Mediaalkhairaat.id/Faldi

“Mengenai operasi yang pasti kami berkoordinasi dengan Mabes Polri akan dilanjutkan dengan operasi mungkin yang lain sifatnya,” kata Irjen Pol Rudy di Polsek Poso Pesisir Utara, Jumat.

Salah satu dasar dari rencana perpanjangan operasi itu, sambung Irjen Pol Rudy, adalah masih banyak simpatisan Mujahidin Indonesia Timur berkeliaran bebas baik itu di wilayah Kabupaten Poso maupun Sulteng secara umum.

Oleh karena itu, Kapolda Sulteng berharap agar masyarakat berperan aktif dalam upaya menurunkan tensi radikalisme serta memelihara kedamaian yang ada di tanah Poso.

Adapun operasi perburuan terhadap kelompok sipil bersenjata yang Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Kabupaten Poso, pertama kali mulai Januari 2015 dengan sandi Camar Maleo.

Kala itu operasi tersebut diperpanjang hingga empat kali dan berakhir pada Januari 2016. Kemudian berlanjut dengan mengganti sandi menjadi Tinombala dengan melibatkan ribuan personel baik dari Polri maupun TNI dan berakhir pada Januari 2021.

Operasi dengan tujuan yang sama itu diputuskan kembali berlanjut pada Januari 2021, akan tetapi dengan mengubah nama menjadi Operasi Madago Raya yang memiliki makna baik hati atau dekat dengan masyarakat dalam bahas lokal Poso.

Berdasarkan catatan, per Januari 2022, tercatat operasi Madago Raya masih melibatkan 1.378 personel gabungan dengan rincian 1.111 dari unsur Polri, sedangkan 267 personel dari unsur TNI.

Jumlah itu terus menyusut, per Maret 2022, setelah pihak TNI telah memulangkan 167 personel BKO ke kesatuan masing-masing, sedangkan 100 personel yang bertahan adalah yang berasal dari wilayah Sulteng sendiri.

MIT didirikan oleh Santoso di Poso Tahun 2010. Ia didapuk menjadi pemimpin tertinggi di tahun 2012 dan berhasil dilumpuhkan saat kontak tembak pada 18 Juli 2016. Ia digantikan Ali Kalora sebelum akhirnya menyusul tewas tertembak pada 18 September 2021.