PALU – Setelah sempat dihilangkan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, kembali mempertimbangkan untuk menggunakan kembali “Datokarama” sebagai nama kampus tersebut.
Nama Datokarama sempat digunakan saat kampus tersebut masih berstatus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Nama salah satu tokoh Islam yang dimaksud, dihilangkan saat telah beralih status menjadi IAIN.
Datokarama tidak digunakan dengan pertimbangan, bahwa ketentuan yang dikeluarkan Presiden hanya menyebut STAIN Palu.
Penyematan kembali nama Datokarama itu merupakan permohonan pihak DPRD setempat, agar menjadi “IAIN Datokarama Palu”, sebagai identitas yang mengangkat kearifan lokal daerah juga ketokohan figur tersebut.
“Beberapa hari kemarin saya menerima dokumen dari DPRD Kota Palu mengenai penggunaan nama Datokarama pada IAIN Palu,” ungkap Rektor IAIN Palu, Prof Saggaf S Pettalongi, dua hari lalu.
Menurutnya, hampir semua anggota DPRD menandatangani permohonan yang ditujukan ke IAIN Palu.
Untuk menggunakan nama tokoh tersebut, kata Saggaf, IAIN Palu harus memiliki alasan yang rasional dan ilmiah. Karena itu, dibutuhkan kajian yang mendalam, terarah dan sistematis, terkait dengan sosok Datokarama.
“Artinya sosok Datokarama harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,” ujarnya.
Pakar managemen pendidikan itu menambahkan, jika dokumen penelitian terkait sosok Datokarama telah selesai dan memenuhi unsur ilmiah, maka IAIN akan menjawab permohonan DPRD Palu.
Bahkan, lanjut dia, IAIN akan mengusulkan ke pemerintah pusat untuk penambahan nama Datokarama pada perguruan tinggi Islam negeri itu. (YAMIN)