PALU- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu mengimbau media untuk menghadirkan pemberitaan yang mendorong rasa aman bagi publik, menyusul aksi kriminal di Pasar Inpres Manonda, Sabtu (19/8).

Ketua AJI Palu Yardin Hasan menjelaskan, aksi kriminal yang terjadi di Pasar Inpres Manonda, perlu disikapi bijak oleh media dengan menghadirkan pemberitaan yang mendorong tercptanya rasa aman, bagi publik di Kota Palu dan sekitarnya.

Ia menyebutkan, pihaknya menerima keberatan dari publik terkait karya jurnalistik yang dianggap memberi ruang pada meluasnya eskalasi, dengan penggunaan diksi dan terminologi yang tidak berorientasi pada jurnalisme damai.

“Jurnalisme harus menjadi bagian dari solusi atas problem yang terjadi masyarakat, bukan membangun narasi yang memecah belah antar kelompok, dengan menggunakan diksi yang berpotensi melanggengkan perlawanan pada pihak-pihak yang berseteru,” tuturnya.

Olehnya pihaknya mengimbau, selain menjaga keselamatan diri, jurnalis wajib mengindahkan kode etik jurnalistik sebagai pedoman moral dalam menyajikan pemberitaan.

“Jurnalis tidak membangun narasi yang berpotensi menyulut eskalasi kelompok-kelompok bertikai dengan menyebut etnis, agama maupun latar belakang sosial yang tidak ada sangkut pautnya dengan inti masalah,” bebernya.

Ia menekankan, pemberitaan harus berperspektif jurnalisme damai (peace journalism) dengan reportase yang membangun optimisme, serta dampak yang terjadi dengan bahasa yang terukur.

Jurnalis juga sebut dia, mewawancarai narasumber kredibel, yang memahami permasalahan baik dari aspek peristiwa maupun keilmuan

“Tidak mengambil informasi yang bersumber di media sosial tanpa diverifikasi kebenarannya. Dan tidak mengamplikasi informasi terkait peristiwa di Pasar Inpres yang masih sumir,” urainya.

Selain itu tutur dia, memberlakukan mekanisme self control di redaksi masing-masing. Serta bersama-sama para pihak mendorong terciptanya kedamaian dan rasa aman bagi publik.

Reporter: IKRAM/Editor: NANANG