PALU – Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah dan PW Aisyiyah Sulteng menggelar kegiatan pelepasan peserta muktamar, di Gedung Dakwah Aisyiyah, Palu Barat, Kamis (10/11).
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah kali ini akan dilaksanakan di Surakarta, Jawa Tengah, tanggal 18 sampai 21 November 2022.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Sulawesi Tengah (Sulteng), Hj. Nursia, usai acara pelepasan, mengatakan, pihaknya sudah sudah siap menghadiri dan menjadi peserta Muktamar Aisyiyah dan Muhammadiyah.
Kata dia, khusus dari Aisyiyah, terdapat sebanyak 49 peserta muktamar yang akan berangkat, ditambah dengan penggembira.
“Peserta yang berangkat termasuk Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dari kabupaten/kota. Kecuali PDA yang belum ada SK-nya seperti Morowali Utara karena masih dalam proses,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pada muktamar nanti, total suara Aisyiyah dari Sulteng sebanyak 49, empat di antaranya khusus untuk pimpinan wilayah. Sisanya adalah pimpinan daerah yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan jumlah cabangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk rangkaian Muktamar sendiri sudah berlangsung sejak beberapa hari sebelumnya, yaitu sidang pleno I yang dilaksanakan secara daring tanggal 06 November.
“Kegiatan itu diikuti oleh PW Aisyiyah Sulteng dan provinsi lainnya, ditambah ortom serta pimpinan cabang istimewa yang ada di luar negeri,” katanya.
Menurutnya, pada sidang pleno tersebut, ada isu-isu strategis yang dibahas, antara lain mendorong perempuan untuk terjun ke dunia politik, menjaga isu-isu kebangsaan dan bagaimana trik-trik Aisyiyah untuk membantu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Karena Aisyiyah sendiri adalah organisasi yang sangat menjunjung tinggi toleransi,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, ada program-program 2022-2027 yang akan dijadikan sebagai acuan atau landasan semua pimpinan wilayah untuk melaksanakan program ke depan.
“Pada pleno I kami juga sudah mendengarkan laporan pertanggungjawaban pimpinan pusat periode 2015-2022 dan pada prinsipnya semua pimpinan wilayah se Indonesia menerima laporan tersebut,” ujarnya.
Intinya, kata dia, muktamar yang akan berlangsung di Surakarta nanti tinggal pemilihan ketua. Pihaknya juga sudah melakukan simulasi pemilihan secara elektronik.
“Sampai saat ini belum ada calon ketua yang akan dipilih, karena terlebih dahulu ada tanwir atau musyawarah dulu untuk menentukan berapa calon sementara yang akan dibawah ke forum muktamar untuk dipilih,” katanya.
Terkait nama-nama calon, kata dia, semua pengurus wilayah sudah diminta mengusulkan masing-masing 13 nama, termasuk dari Sulteng yang telah diputuskan dalam muspimwil.
“Jadi 13 nama yang diusulkan ini bukan hanya berasal dari pimpinan wilayah, tetapi juga ada dari kabupaten/kota,” katanya.
Meski demikian, ia enggan menyebutkan nama-nama calon ketua yang diusulkan dari Sulteng. Yang jelas, kata dia, nama-nama yang diusulkan adalah kader-kader terbaik.
“Karena Aisyiyah ini kan tidak kehabisan kader,” pungkasnya.
Aisyiyah adalah salah satu organisasi otonom bagi wanita Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan 19 Mei 1917 oleh Nyai Ahmad Dahlan.
Aisyiyah yang merupakan komponen perempuan Persyarikatan Muhammadiyah yang telah memberikan corak tersendiri dalam ranah sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya.
Gerakan Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. RIFAY