Ahmad Ali: Peningkatan Ekonomi Sulteng Tidak Diiringi Penurunan Kemiskinan

oleh -
Ahmad M. Ali (tengah).

PALU – Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai NasDem, Ahmad Ali, menyatakan, fokus utamanya untuk kembali ke Sulawesi Tengah adalah ketimpangan ekonomi yang menghambat kemajuan provinsi tersebut.

Ahmad Ali menegaskan pentingnya mengatasi paradoks ekonomi di Sulawesi Tengah, di mana pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diiringi dengan penurunan angka kemiskinan yang signifikan.

“Saya adalah anak negeri dari provinsi Sulawesi Tengah. Saya kembali ke daerah pastinya karena merasa berkewajiban untuk mengkontribusikan diri saya, pikiran saya untuk kepentingan masyarakat Sulawesi Tengah. Saya harus keluar dari zona nyaman,” ujar Ahmad Ali, saat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Sabtu (08/06).

Ahmad Ali mengakui bahwa masyarakat Sulawesi Tengah bangga dengan berbagai pencapaiannya sebagai politisi.

Namun, ia menekankan bahwa kebanggaan ini harus diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

“Selama ini masyarakat Sulawesi Tengah bangga dengan capaian saya sebagai seorang politisi. Tapi rasa bangga itu tidak membuat mereka sejahtera, rasa bangga itu tidak membuat mereka kenyang. Rasa bangga itu harusnya saya balas dengan kerja-kerja nyata untuk membangun Sulawesi Tengah dan mensejahterakan masyarakatnya,” tegas Ahmad Ali.

Salah satu isu utama yang disoroti Ahmad Ali adalah ketimpangan ekonomi yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Meskipun provinsi ini mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua secara nasional, angka kemiskinan justru tidak mengalami penurunan yang berarti.

“Tapi sayang, dalam proses pembangunan yang terjadi selama ini, capaian yang selalu didengung-dengungkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, seperti pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua secara nasional, sayang sekali tidak berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Yang terjadi adalah kenaikan pertumbuhan yang berbanding sejajar dengan kemiskinan,” papar Ahmad Ali.

Anomali ini, menurut Ahmad Ali, menunjukkan adanya ketidakadilan dalam distribusi hasil pertumbuhan ekonomi, di mana hanya segelintir pihak yang menikmati hasilnya, sementara sebagian besar masyarakat masih terjebak dalam kemiskinan.

“Pertumbuhan ekonomi seharusnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya oleh sebagian kecil. Ini yang menjadi fokus utama saya. Saya ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah bisa dinikmati oleh semua, sehingga tidak ada lagi ketimpangan yang merugikan masyarakat,” tambahnya.

Masyarakat Sulawesi Tengah pun berharap besar pada kepemimpinan Ahmad Ali dalam mengatasi ketimpangan ekonomi yang selama ini menjadi hambatan utama dalam pembangunan provinsi tersebut. *