PALU – Keharuman nama Alkhairaat kembali tercium dengan lolosnya salah satu santrinya pada seleksi Program Beasiswa Tahfidz Al-Qur’an (PBTQ) yang dilakukan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng.
Adalah Ahmad Adib Furqan. Santri SMP Alkhairaat 2 Palu dari Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara ini akan mengikuti pemantapan hafalan 30 Juz Al-Qur’an selama dua tahun di Pondok Pesantren Cabang Sulaimaniah yang ada di Jawa Tengah, sebelum diberangkatkan ke Pesantren Sulaimaniah Turki.
Dia akan berangkat bersama 13 santri lainnya dari sejumlah pondok pesantren di Sulteng.
Adib yang ditemui MAL, Jumat (07/07), mengatakan, kedatangannya bersama orang tua ke Palu adalah atas kemauannya sendiri untuk mencari pondok pesantren yang mengajarkan ilmu agama.
Adib mengaku bersyukur bisa menemukan Pondok Pesantren Alkhairaat di Palu.
Lebih lanjut dia mengatakan, setelah menjalani pendidikan di Ponpes Alkhairaat, dalam sehari dia bisa menghafal satu halaman Alquran, asalakan didukung kesehatan.
“Waktu yang paling baik menghafal Alquran adalah setelah shalat subuh dan mengulang hafalan itu setiap selesai shalat lima waktu,” katanya mengemukakan tips menghafal Qur’an.
Di Palu, ibu anak pertama dari empat bersaudara ini bekerja sebagai karyawan di apotek keluarga, sementara ayahnya berprofesi sebagai pemain orkes gambus dan sebagai guru mengaji.
Kepala SMP Alkahiraat 2 Palu, Ahmad Hadi Rumi, mengatakan, saat mendaftarkan santrinya sudah sampai 4000 lebih pendaftar. Tapi pihaknya yakin dengan kemampuan santri yang telah dibina selama tiga tahun itu. Selain tes kemampuan menghafal Juz 30, santri tersebut juga diberikan tes tertulis dan kemampuan berbahasa Arab, seperti ilmu nahwu.
“Insya Allah mereka akan dibina sesuai dengan kemampuan mereka, bisa satu tahun dan bisa dua. Ketika sudah lulus, akan lanjut ke Turki selama tiga tahun,” ungkapnya. (NANANG IP)