SIGI – Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Tengah terus berupaya membangkitkan perekonomian mayarakat yang terdampak pandemi COVID-19, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui program wakaf modal usaha mikro, Global Wakaf-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Tengah membantu dua kelompok usaha bawang goreng yang berada di Integrated Community Shelter (ICS) Desa Soulowe Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Modal ini nantinya akan digunakan untuk membeli bahan dan juga untuk memodali pemasaran.
Kelompok penerima manfaat di desa ini sebanyak 20 orang. Mereka membentuk anggota Kelompok Pemberdayaan Bawang Goreng dan menjual kembali hasil bawang goreng itu kepada masyarakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Sebelumnya, pasca bencana 2018 silam, mereka sempat berbenah dengan membentuk kelompok yang sama sekedar untuk menyambung hidup. Namun pandemi sejak awal Maret lalu membuat penjualan bawang goreng mandek.
Salah satunya dirasakan oleh Ertin (58), ibu dari 2 orang anak yang mengandalkan kebutuhannya dari berjualan bawang goreng.
“Produksi sempat berhenti karena kebanyakan pelanggan kami itu kan warung makan, warung makan tutup, jadi otomatis rutinitas berjualan bawang goreng juga tidak jalan,” ujar Ertin.
Beruntung Ertin masih bisa menggantungkan hidup dari sang suami yang bekerja serabutan sampai produksi kembali berjalan.
“Saya sempat jual sayur lagi, karena sebelumnya pernah jual sayur juga, cuman memang pendapatan sangat menurun,” keluhnya.
Di tempat yang sama, pendamping program pemberdayaan usaha bawang goreng di ICS Soulowe, Sisi Nursam Labaso membenarkan jika kelompok usaha bawang goreng yang dirintis para penyintas berhenti produksi ketika pandemi karena pembatasan sosial.
“Iya, usaha warga ini begitu menurun, terus pemasaran juga jadi stuck. Tapi tetap ada penjualan dari hasil yang sudah di produksi, kita jajakan di wilayah sekitar ICS saja. Soalnya enggak bisa mengirim ke daerah lain. Omzet kita juga turun sampai sekitar 70 persen,” ungkap Sisi.
Sementara itu, Kepala Cabang ACT Sulawesi Tengah, Nurmarjani Loulembah program ini sebagai salah satu bentuk solusi dalam menghadapi pandemi terhadap dunia UMKM.
Nantinya, setiap penerima manfaat akan mendapat bantuan modal usaha minimal Rp500 ribu.
“Program Wakaf Modal usaha Mikro ini ialah bantuan modal dengan skema bergulir. Harapannya, para penerima manfaat memiliki keinginan kuat untuk membangun usahanya lebih maju,” jelas Nurmarjani kepada MAL Online, Senin (21/9).
Nurmarjani berharap, para wakif dapat terus mendukung usaha mereka dalam menggerakkan ekonomi kembali di Sigi. Terutama setelah bencana yang menyebabkan banyak sekali pelaku ekonomi yang mencoba kembali bangkit.
“Oleh karenanya, kita mengajak kepada para dermawan untuk selalu membersamai mereka salah satunya bisa melalui program Wakaf Modal Usaha Mikro ini. Semoga dengan hadirnya amanah para dermawan, dapat membuat mereka kembali berdaya seperti sebelumnya,” pungkasnya. (Ikram)