PALU- Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sulteng menyebut kematian MMS (19) dinilai janggal masih menimbulkan sejumlah tanda tanya.
Olehnya mereka mendesak Kapolda Sulteng mengusut tuntas secara transparan atas kematiannya. Dan mereka siap membersamai keluarga korban dalam memperjuangkan keadilan.
“Kematiannya begitu mengganjal, banyak hal perlu di pertanyakan dan disuarakan untuk kemudian mendapatkan titik terang keadilan untuk keluarga korban,” kata Ketua SEMMI Sulteng, Abdi Fauzi, kepada media ini, Selasa (30/1).
Apalagi sebut dia, soal pernyataan Humas Polda Sulteng terkait kasus tersebut, korban kejang-kejang hingga mengeluarkan busa putih dari hidung dan mulut korban, kemudian dibawalah ke rumah Sakit Bhayangkara.
“Hasil pemeriksaan medis disampaikan Humas Polda Sulteng menyatakan korban positif metamfetamin serta amfetamin, itu saja kurang jelas,” tuturnya.
Sebab kata dia, kematian MMS ditemukan luka memar. Artinya kematian korban, diduga ada hal-hal yang coba untuk ditutupi untuk tidak diketahui oleh masyarakat.
Olehnya menurutnya, pihaknya mendesak Kapolda Sulteng untuk mengusut hal tersebut, secara transparan, agar oknum-oknum yang tidak mengedepankan cara humanis melainkan represif, agresif bahkan sadis harus betul-betul di tindak tegas. Hal itu agar Instansi Polri mendapat kepercayaan dari masyarakat.
SEMMI Sulteng bersama OKP lainnya seperti HMI kom Hukum Untad tergabung dalam Front Keadilan untuk Alm.MMS, siap membersamai keluarga korban untuk mengawal terus kasus tersebut hingga keadilan di tegakkan.
Sekadar diketahui MMS ditangkap oleh beberapa oknum dari Anggota Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng), karena diduga melakukan pencurian handphone di jalan Basuki Rahmat, di Jalan Kasuari 13 November 2023 silam.
Lalu pada 14 November tim Resmob Polda Sulteng menjemput orangtuanya dan menyampaikan atas kematian anaknya kini berada di Rumah Sakit Bhayangkara.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG