PALU – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulteng menyatakan, Kota Palu bukan lagi menjadi wilayah lintasan peredaran gelap narkoba. Saat ini, Kota Palu justru sudah menjadi pasar gelap barang haram tersebut.
“Perkiraan kami, sekitar lima tahun terakhir,” kata Kepala BNN Provinsi Sulteng, Kombes Pol Andjar Dewanto, Jumat (08/12).
Menurut Andjar, para bandar narkoba sudah melihat bagaimana besarnya potensi Kota Palu untuk menjadi sentra pemasaran narkoba. Hal itu ditunjukkan dengan semakin banyaknya “peminat” narkoba di kota ini. Hal ini pun ditunjang dengan besarnya permintaan barang tersebut dan bisa didapat dengan harga yang cukup murah, jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
“Di Palu, ada yang namanya paket hemat. Buktinya dalam setahun terakhir, penyelundupan narkoba di Palu sudah mencapai kilo-an gram. Untungnya berhasil digagalkan aparat penegak hukum,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kampanye stop narkoba tidak hanya sebatas slogan. Stop narkoba harus diikuti dengan tindakan nyata.
“Setelah keluar dari ruangan atau selesai kampanye stop narkoba, tidak ada tindakan pencegahan,” imbuhnya.
Akhir November 2017 lalu, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulteng berhasil menggagalkan masuknya empat kilogram narkotika jenis sabu-sabu di Pelabuhan Wani, Kabupaten Donggala. Narkoba itu berasal dari Tarakan, Kalimantan Timur, yang diselundupkan melalui jalur laut.
Sementara itu, awal Januari 2017, Polda Sulteng juga menembak Brigadir Polisi Samsu Rizal yang membawa sabu-sabu sebanyak 4,5 kilogram di area parkir Hotel Santika Palu. (FAUZI)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.