WITA PONDA, MOROWALI – Ancaman gagal panen menghantui para petani, menyusul kondisi kekeringan akibat El Nino yang melanda hampir seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Morowali.
Di wilayah ini, khususnya di Desa Lantula Jaya, Kecamatan Wita Ponda, kurang lebih 50 hektare sawah terancam gagal panen.
Keluhan ini disampaikan warga kepada Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Huisman Brant Toripalu, saat melakukan agenda reses atau penjaringan aspirasi di desa tersebut, Sabtu (04/11).
Kepada Brant, warga menyampaikan bahwa kondisi persawahan dan tanaman padi sangat memprihatinkan akibat kekeringan. Padi mereka tidak berkembang dengan baik sebab tidak ada air dan kondisi tanah terbelah-belah.
Kondisi ini juga diperparah akibat adanya perbaikan Irigasi Ungkaya yang saat ini sedang dilaksanakan rehabilitasi sehingga berakibat pasokan air ke persawahan terhenti total.
Atas permasalahan ini, Anggota DPRD Provinsi Sulteng dari Fraksi PDI-Perjuangan ini berharap kepada pemerintah agar dapat memberikan intervensi.
Menurut Brant, bentuk intervensi dari pemerintah dapat dilakukan dengan mengucurkan bantuan stimulus bagi petani yang mengalami gagal panen.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga dapat menggalakkan diversifikasi tanaman, dengan produksi pertanian yang lebih beragam. Petani dapat mempertimbangkan menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi kering atau panas.
Tak hanya itu, beberapa hal lain juga dapat dilakukan oleh pemerintah, seperti penyediaan informasi, bantuan keuangan, pelatihan, atau bantuan teknis dalam pengelolaan pertanian yang berkelanjutan.
“Langkah ini, tentu saja bukan hanya untuk petani di Lantula Jaya, tapi seluruh petani yang terdampak,” ujarnya. */RIFAY