PARIMO – Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) memaparkan program fasilitasi ketangguhan masyarakat di tiga wilayah dampingan, yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong.

“Saat ini kami melakukan sosialisasi tingkat kabupaten di tiga wilayah dan 18 desa. Saat ini kami melaksanakan di wilayah tiga yakni Parimo,” ungkap Wakil Koordinator Bidang Advokasi dan Komunikasi, IDRIP, Ariljian Darmawan, Senin (18/09).

Di Parimo sendiri, kata dia, terdapat beberapa desa yang menjadi sasaran, yaitu Desa Sausu Pieore, Silampayang, Bantaya, Mahesa, Tomini dan Desa Palasa.

“Jadi locus program di Parimo terdapat di empat desa dan dua kelurahan,” ujarnya.

Ia mengatakan, dalam sosialisasi ini, pihaknya akan memaparkan 10 program keluaran IDRIP yang menjadi fokus dalam pelaksanaan nantinya, dengan durasi waktu 18 bulan dan akan berakhir pada Juli 2024 mendatang.

“Tapi kami menargetkan program ini akan terlaksana pada pada Desember 2023 mencapai 60 persen progres dengan program peringatan dini komunitas,” jelasnya.

10 program itu yakni penilaian ketangguhan desa, forum pengurangan resiko bencana, relawan penanggulangan bencana, peta resiko bencana berbasis partisipatif, rencana aksi komunitas, rencana aksi mitigasi, peringatan dini berbasis komunitas, evakuasi mandiri, keluarga tangguh bencana dan simulasi evakuasi.

Ia menjelaskan, program IDRIP terkait kebencanaan, lebih pada peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat tentang pengetahuan mitigasi bencana gempa yang diakibatkan tsunami.

“Jadi fokus program IDRIP ini adalah desa dan kelurahan yang berada di wilayah pesisir pantai,” jelasnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini melibatkan lima organisasi perangkat daerah, yaitu BPBD, PMD, Dinsos, DLH dan Bapplitbangda Parimo.

Reporter : Mawan
Editor : Rifay