PALU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu mengungkapkan, peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) berdampak pada meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah.
Kemudian menurunnya produktivitas masyarakat yang seiring dengan menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri.
PTM yang dimaksud adalah hipertensi atau yang paling lazim disebut darah tinggi, diabetes mellitus, jantung koroner, gagal jantung dan stroke.
“Tahun 2016, jumlah penderita baru hipertensi di Indonesia adalah sebanyak 8697 orang, disusul diabetes 3045 orang, jantung koroner 2762 orang, gagal jantung 5 orang dan stroke 441 orang,” urai Sekretaris Dinkes Kota Palu, Ilham Arsyad, di ruang kerjanya, Rabu (15/11).
Jumlah kasus ini meningkat dari tahun sebelumnya (2015), yakni hipertensi sebanyak 8407 orang, jantung koroner 2728 orang, gagal jantung 21 orang, diabetes 3011 orang dan stroke 407 orang.
“Tapi kasus kematian penderita hipertensi di dua tahun terakhir ini cenderung menurun. Tahun 2015 sebanyak 247 kasus dan tahun 2016 sebanyak 224 kasus,” tambahnya.
Untuk tahun 2015, angka kematian penderita jantung koroner sebanyak 63 kasus, gagal jantung 33, diabetes 62 dan stroke 53 kasus. Sementara tahun 2016, kasus kematian jantung koroner sebanyak 101 kasus, gagal jantung 18, diabetes 62 dan stroke 70 kasus.
Ilham menambahkan perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh seluruh komponen.
“Untuk itu, Germas menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Gerakan ini perlu digaungkan kembali sebagai salah satu wujud pelaksanaan program nasional revolusi mental Presiden RI,” ujarnya.
Lebih lanjut Ilham mengatakan, Dinkes sebagai OPD yang bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan di daerah, dituntut cerdas dan jeli dalam membaca peluang serta menyusun strategi yang mampu merangkul berbagai sumber daya untuk kesuksesan program Germas.
“Sinergitas lintas sektor yang memiliki program senada, terutama program unggulan Pemda, dapat menjadi saluran utama mengharmonisasikan Program Germas agar lebih memasyarakat,” pungkasnya. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.