Palu – Kepala Badan Riset Dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah, Farida Lamarauna melakukan audiensi bersama Kepala Bidang Riset Inovasi dan Teknologi, Hasim R beserta jajarannya, sebagai tindak lanjut pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit.
BRIDA Sulteng akan melakukan penelitian terhadap megalit di Sulawesi Tengah. Dalam hal ini BRIDA bekerjasama dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sulteng.
Dalam penjelasan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sulteng, Haliadi Sadi menjelaskan, pada saat delineasi pada tahun 2021, semua TACB seluruh Indonesia datang ke Sulteng untuk melakukan penelitian terkait megalit yang ada di empat lembah yaitu Lembah Napu, Lembah Behoa, Lembah Bada dan Lembah Palu.
“Pada penelitian tersebut, terdapat sekitar 2007 benda cagar budaya yang tersebar di empat lembah tersebut dan belum termasuk di kabupaten lain,” ujar Ketua TACB Sulteng, Haliadi Sadi, Rabu (2/8).
Menurutnya, potensi ini perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh daerah, yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh pemerintah provinsi untuk melakukan pemeringkatan guna menentukan apakah hal ini masuk dalam cagar budaya provinsi, cagar budaya nasional ataupun cagar budaya dunia.
“Namun sebelum melakukan penetapan dan pemeringkatan, harusnya dilakukan penelitian ataupun riset terlebih dahulu,” ungkap Ketua TACB.
Haliadi mengungkapkan, tidak hanya potensi penelitian delineasi saja yang dapat dilakukan, akan tetapi BRIDA juga dapat melakukan penelitian untuk mengungkap profil megalit tersebut, seperti tinggi, bentuk, nama dan lain sebagainya.
Dalam melakukan penelitian megalit ini, ia menyarankan agar nantinya hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh BRIDA Provinsi Sulawesi Tengah dapat dicetak dalam bentuk buku. Mengingat pada saat ini belum terdapat laporan hasil penelitian yang dibukukan dan disebarluaskan.
Selain itu juga, seminar hasil penelitian serta publikasi jurnal dapat dilakukan oleh Brida dalam rangka diseminasi.
Sementara Farida Lamarauna selaku Kepala Brida Prov. Sulteng mengatakan, adanya megalit di Sulteng bukan hal yang baru dan diketahui oleh masyarakat khususnya Sulteng. Namun keberadaan megalit tersebut belum terekspos secara meluas.
Untuk mengekspos informasi tersebut secara luas tentunya tidak hanya menyebar luaskan gambar megalit saja, akan tetapi harus ada yang dilakukan seperti penelitian, kajian dan lain-lain.
“Saya sangat respon hal tersebut, hal ini juga kami lakukan untuk menjawab keinginan Bapak Gubernur sehingga saat ini kita harus melakukan penelitian,” pungkas Farida.
Selanjutnya, Farida juga mengatakan, apabila adanya megalit ini hanya sebatas pencanangan tanpa ada keberlanjutan dari pencanangan tersebut, maka akan sia-sia nantinya. Sehingga perlu adanya tindak lanjut dari hal tersebut.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG