PALU – Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Pawana, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Universitas Tadulako (Untad), bersama berbagai elemen kemahasiswaan di lingkup F-MIPA, melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di pesisir pantai Mamboro Barat, Kecamatan Palu Utara, Sabtu (29/07).

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem, yang jatuh setiap tanggal 26 Juli.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan F-MIPA Untad, apt. Syariful Anam, S.Si., M.Si., Ph.D beserta perwakilan dari berbagai organisasi kemahasiswaan di lingkup F-MIPA dan beberapa anggota mapala dari fakultas lainnya di Untad.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan F-MIPA Untad, apt. Syariful Anam, mengungkapkan pentingnya keberadaan mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.

“Mangrove sangat bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem, kesehatan lingkungan, serta sebagai tempat tinggal bagi beragam organisme laut. Upaya pemulihan dan pelestarian ekosistem pesisir melalui penanaman mangrove merupakan langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Mapala Pawana F-MIPA Untad, Gamaria Barasalim, menambahkan, penanaman mangrove ini sejalan dengan kode etik pecinta alam, sebagai komitmen menjaga dan melestarikan alam.

Gamaria berharap, kehadiran mangrove di pantai Mamboro Barat nantinya dapat berfungsi sebagai benteng alami yang efektif dalam mencegah abrasi pantai dan berperan sebagai upaya mitigasi bencana, mengingat daerah tersebut pernah terdampak parah bencana tsunami pada 28 September 2018 lalu.

“Kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bagian dari aksi nyata mahasiswa Universitas Tadulako untuk turut berkontribusi dalam menghadapi perubahan iklim dan merawat lingkungan pesisir. Dengan tanamannya yang kuat dan akarnya yang mendalam, mangrove diharapkan mampu membantu menahan abrasi pantai, mengurangi dampak bencana alam, serta memberikan manfaat bagi kehidupan berbagai spesies hewan dan tumbuhan di ekosistem pesisir,” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan positif semacam ini akan terus berlanjut dan menginspirasi komunitas lain untuk terlibat dalam upaya konservasi dan pemulihan ekosistem pesisir, demi menjaga keanekaragaman hayati dan membangun ketahanan lingkungan yang lebih baik. *