PALU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu menggelar Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS) atau Bantuan Hidup Dasar dalam Asuhan Keperawatan Gawat Darurat, di Kantor Bapelkes, selama 3 hari, sejak tanggal 27 hingga 29 Oktober dengan pemateri Direktur RS Wahidin Makassar Khalid Saleh dan Spesialis Bedah Thorax Cardio Vaskuler RS Wahidin Makassar Muhammad Nuralim Mallapasi serta pemateri lainnya.

Kegiatan yang melibatkan 41 tenaga medis se Kota Palu itu sebagai salah satu upaya OPD tersebut untuk mewujudkan Visi Misi Wali Kota Palu dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing serta pelayanan kesehatan yang murah, gratis dan berkualitas

“Hal ini tertuang dalam poin pertama Visi Misi Wali Kota Palu sehingga kemampuan perawat harus diandalkan dalam menangani kasus-kasus kegawatdaruratan (emergency) yang mengancam nyawa manusia,” kata Kepala Dinkes Palu, Royke Abraham.

Dia menuturkan, pelatihan yang dilakukan kali ini berbeda dengan sebelumnya, yakni berbentuk pembinaan dan pengawasan. Kali ini, pelatihan benar-benar untuk peningkatan SDM guna akreditas Puskesmas. Saat ini, tim survayor turun di tiga Puskesmas. Salah satu sistem yang dinilai adalah SDM yang menjalankan pelayanan di Puskesmas sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan.

Kata dia, kegiatan seperti itu akan terus didorong untuk peningkatan SDM yang ada di seluruh sarana dan prasarana kesehatan. Olehnya, perawat yang belum memiliki sertifikat akan didorong untuk mengikutinya.

“Kedepan Pemkot akan mendirikan Nomoni Emergency System (NES) yang akan turun ke rumah-rumah. Namun sistem ini belumlah prioritas saat ini karena kita masih fokus untuk melatih mereka,” terangnya.

Sementara Kepala Seksi Hukum dan Sumberdaya Manusia Kesehatan, Dinkes Kota Palu, Maman Hermana menuturkan, BTSLC dapat terjadi pada setiap sistem tubuh yang biasa terjadi akibat trauma atau gangguan sirkulasi pada sistem jantung paru. Pemberian bantuan hidup dasar pada waktu dan cara yang tepat akan mengurangi angka kematian dan kecacatan. Bantuan ini diberikan untuk menyelamatkan jiwa dan meminimalisir kerusakan organ.

“ BTCLS saat ini telah menjadi persyaratan mutlak untuk setiap perawat dan bidan, termasuk tim kesehatan haji. BTCLS sebagai kompetensi dasar wajib dimiliki tim kesehatan sebagai  keterampilan dasar,” tuturnya.

Menurutnya, pelatihan itu adalah bentuk tindakan medis terhadap orang yang berhenti nafas atau rentan kegawatdaruratan baik pra atau sesudah dirawat di rumah sakit.

“Semua peserta yang telah mengikuti akan mendapatkan sertifikat yang teregistrasi di Kementerian Kesehatan. Selain itu juga menjadi syarat dalam perekrutan tenaga kesehatan haji,” ujarnya. (HAMID)