PALU – Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, mempromosikan potensi Desa Towale, sebagai potensi wisata internasional. Desa Towale yang biasa dikenal dengan Desa Pusat Laut adalah salah satu desa yang masuk di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Dan Desa ini bisa ditempuh dengan jarak sekitar 45 menit dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.
“Desa wisata ini memang kami dorong secara khusus, karena Desa ini menawarkan keindahan bawah laut dan keindahan pantai dengan hamparan pasir putih,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng, Diah Agustianingsih, dalam kanal youtube Kominfo Newsroom, Jumat (28/4).
Salah satu upaya Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng dalam mewujudkan Desa Towale sebagai salah satu desa wisata pusat laut yang mendunia adalah dengan mendorong Desa Towale untuk ikut dalam anugerah desa wisata karena melihat begitu banyak potensi di dalamnya.
Pemerintah Provinsi Sulteng bersyukur, Desa Towale masuk dalam 75 Desa terbaik dalam anugerah desa wisata Indonesia.
Diah pun memaparkan potensi desa wisata ini. Towale menawarkan kearifan lokal masyarakat, dimana mereka hampir sebagian besar bekerja dengan menenun sarung Donggala atau biasa di kenal dengan Buya Sabe atau Batik Bomba.
“Jadi, ini adalah integrasi antara keindahan alam dan budaya. Itulah yang kami tawarkan dari Desa Towale,” ujar Diah Agustianingsih
Kemudian, salah satu destinasi yang bisa dikunjungi oleh wisatawan juga di Desa Towale adalah destinasi religinya. Sebuah masjid yang dibangun sejak zaman kerajaan Kaili pada tahun 1800-an. Dan masjid ini dinamakan Masjid Bulava Mpongeo (Bahasa Kaili: Emas Mengeong, red).
Selain itu, ada juga yang menjadi daya tarik para wisatawan ketika berkunjung adalah atraksi dan ritual budaya memandikan kucing yang terbuat dari emas, yang merupakan salah satu ritual yang biasa dilakukan menolak bala menurut kepercayaan masyarakat sekitar.
Masyarakat di Desa Towale hampir 80 persen bekerja sebagai penenun, khususnya ibu-ibu. Peralatannya pun masih menggunakan alat tenun tradisional. Dan juga motif kain tenun yang memiliki ciri khas tersendiri yakni, motif dasar bunga yang dimodifikasi dalam berbagai bentuk.
“Itulah yang membedakan dari tenun daerah-daerah lain,” sebut Diah
Kadis Pariwisata juga menjelaskan bahwa apabila para wisatawan yang ingin berkunjung ke Sulawesi Tengah apalagi datang ke Desa Towale, hal nomor satu yang perlu dilakukan adalah mencoba kuliner khas Sulteng yakni, Kaledo (Kaki Lembu Donggala) dan Dange yang merupakan kuliner khas Sulteng yang terbuat dari sagu.
Salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan mengunjungi Desa Towale adalah keberadaan satu sumur yang di beri nama pusat laut atau dalam bahasa Kaili sebut puse ntasi, sumur ini berdiameter 10 meter dengan kedalaman 7 meter yang merupakan sumur terbesar di dunia. Ini merupakan salah satu keunikan tersendiri dari Desa Towale. Kononya di katakan bahwa jika mandi di sumur ini akan membuat orang menjadi awet muda.
“Makanya, Desa Towale ini juga dinamakan desa pusat laut karena keberadaan sumur ini,” Jelasnya.
Atas upaya tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng akan terus memberikan pendampingan dan melatih khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) serta memberikan edukasi kepada masyarakat tanpa meninggalkan apa yang sudah mereka pelihara menjadi kearifan lokal mereka khususnya sumber pendapatan dengan menenun.
“Kita juga sudah bekerjasama dengan fashion designer yang mendesain pakaian-pakaian yang bagus dan cantik. Dan bahkan di buat lagi dalam bentuk tas, sepatu dan berbagai macam produk lainya.” Ungkap Diah
Terakhir, Kadis Pariwisata berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Donggala dan Perangkat Desa serta seluruh pihak untuk terus bekerja sama, mendukung, mempublikasikan dan mempromosikan Desa Towale sebagai Desa wisata.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG