PALU – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu memprogramkan Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD), Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah (PJAS), dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas (PPABK).
Program ini mendapat apresiasi dari Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, karena merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan pemenuhan kebutuhan pangan yang aman.
“Selain memenuhi kebutuhan pangan yang aman, juga mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting,” kata Reny, saat membuka Forum Advokasi Komitmen Pemerintah Daerah Kota Palu dan Lintas Sektor, di salah satu hotel, di Kota Palu, Selasa (07/03).
Ia menyatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu bersama jajaran di bawahnya berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
“Alhamdulillah kami kemarin sudah mendapat penilaian dari Provinsi Sulawesi Tengah maupun dari tim. Walaupun hasilnya kita belum tahu apa. Jadi bukan sekadar data yang kita tampilkan, tetapi bagaimana proses kader yang kita laksanakan jauh lebih terampil dan memang dikerjakan,” ungkapnya.
Sekaitan dengan ketahanan pangan, menurut Reny, hal itu sangat penting dan berpengaruh karena salah satu momok yang mengakibatkan stunting pada anak adalah ketahanan pangan yang tidak berjalan dengan baik.
“Alhamdulillah, kita genjot kelurahan masing-masing agar ketahanan pangan ini bisa dilaksanakan di setiap rumah penduduk,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, ada pula program dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang mendorong masyarakat untuk menanam sayur.
“Sudah ada bibitnya. Tetapi yang Balai POM maksud adalah bagaimana ketahanan pangan itu aman, sehingga tidak ada masalah ketika kita berikan kepada masyarakat. Tugas Balai POM tinggal mengawasi terhadap ketahanan pangan,” jelasnya.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay