PALU – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Masjid, di salah satu hotel, di Kota Palu, Rabu (01/03).

Kegiatan ini diikuti peserta yang terdiri dari imam dan pengurus masjid dari Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu.

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Masyarakat (Bimas) Islam Kanwil Kemenag Sulteng, Junaidin, mengatakan, mengimbau kepada pengurus masjid agar menciptakan konsep masjid ramah anak, ramah lingkungan, dan ramah disabilitas.

“Sebenarnya sederhana saja, bagaimana masjid itu memfasilitasi tempat wudhu yang bisa dijangkau oleh anak-anak. Juga sarana untuk disabilitas dan orang-orang tua, misalnya kursi lipat untuk para orang tua yang tidak tahan duduk di lantai,” ujarnya.

Menurutnya, memperhatikan kebutuhan jemaah adalah termasuk bentuk keramahan pengurus masjid.

“Kemudian ramah lingkungan, termasuk sanitasinya juga harus baik. Jadi memang program ramah masjid ini menjadi tantangan kita bersama,” jelasnya.

Terkait peningkatan SDM, lanjut dia, berkaitan dengan pendekatan sturuktur kepengurusan masjid, yang terbagi tiga, yaitu idarah atau administrasi dan manjemen masjid,  imarah yang terdiri dari pegawai syara dan imam serta rihayah yaitu bagian pembangunan fisik masjid.

“Kalau kita ambil tipologinya, mungkin sudah ada yang menerapkan, tapi ada yang masih melekat dengan tradisi lama, di mana pegawai syara sekaligus juga panitia pembangunan, atau bagian administrasinya,” katanya.

Terkait pembangunan, kata dia, saat ini sudah ada kerja sama Kemenag dan Perpustakaan untuk pengadaan perpustakaan masjid.

“Jadi perpustakaan masjid harus berada dalam ruangan terpisah dari masjid,” terangnya.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia, Taufik Abdul Aziz, mengatakatan, saat ini sudah ada masjid yang memiliki perpustakaan, yaitu Masjid Puskud dan di Parigi Moutong.

“Insya Allah setiap tahun ada masjid yang akan dibantu untuk pembangunan perpustakaannya, yang penting memenuhi layak. Tahun ini ada satu yang sudah mengusul dari Bangkep, dan akan diverifikasi dulu proposalnya. Kalau layak, Insya Allah akan dibantu,” ujar Taufik.

Taufik mengatakan, output dari kegiatan ini adalah semua pengurus masjid dapat mengimplementasikan semua ilmu-ilmu yang diperoleh, dalam rangka menjadikan masjid yang modern.

“Masjid yang modern adalah yang rihayanya jalan, imarahnya jalan, dan idarahnya jalan. Kalau sudah menjadi masjid yang modern, pelayanan terhdap jemaah pasti bagus,” tutup Taufik.

Reporter : Iker
Editor : Rifay