PALU – Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Pelkesmas), Farmasi, dan Alat Kesehatan (Alkes), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupten Banggai Laut (Balut), menggelar pelatihan untuk bidan desa, bidan Puskesmas, bidan Rumah Sakit (RS), dan dukun anak, Kamis (02/02).

Jumlah pesertanya sendiri sebanyak 120 orang yang terdiri dukun anak 20 orang, bidan desa 63 orang, dan sisanya bidan di puskesmas dan RS.

Pelatihan yang mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Bidan Desa serta Peran Tokoh Adat dalam Upaya Penurunan AKI/AKB” itu dihadiri Bupati Balut, para pimpinan OPD, Danramil, Polsek, Kemenag, kepala-kepala Puskesmas, camat, dan lurah.

Kepala Bidang (Kabid) Pelkesmas, Farmasi, dan Alkes, Muhtar A. Saleda, mengatakan, pelatihan tersebut dilatarbelakangi oleh permasalahan kesehatan ibu dan bayi yang ada di lapangan atau di desa.

“Seperti visi Bupati, kita coba kaitkan dengan peran tokoh adat dalam menurunkan angka kematiaan ibu dan bayi, yang bekerja sama dengan bidan desa. ” papar Muhtar.

Muhtar menjelaskan, dilibatkannya tokoh adat dalam kegiatan itu karena budaya-yang ada di Banggai masih kental, misalnya persalinan yang masih melibatkan dukun (meski hanya beberapa saja), karena dalam program kemitraan, dukun anak tidak lagi mengambil alih proses persalinan. Mereka hanya sebagai pengantar untuk menjaga budaya-budaya yang ada.

“Untuk meningkatkan pelayanan tersebut, peserta mendapatkan empat materi, termasuk satu dari tokoh adat yang disampaikan oleh Basalo Kokini. Karena ada beberapa budaya-budaya yang perlu kita gali dan sinkronkan dengan pelayanan yang ada,” imbuhnya.

Muhtar juga mengatakan bahwa output dari peningkatan kapasistas ini adalah dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 1% menjadi 0%.

“Kita di Balut urutan kedua AKI terendah. Yang pertama itu Kota Palu di angka 0 persen.  Tahun 2022 1 persen kematian ibu tercatat dari 1226 kelahiran,” tandasnya.

Reporter : Iker
Editor : Rifay