BALUT – Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Banggai Laut (Balut), Wasto Tatadeng mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada Kepala TK/PAUD, SD, dan SMP dalam rangka mencegah kasus penculikan, Rabu (25/01).
Surat edaran tersebut berisi imbauan, antara lain meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penculikan peserta didik dengan memastikan yang mengantar dan menjemput adalah orangtua/wali/keluarga yang sudah dikenal oleh pihak sekolah.
“Kedua, memberikan edukasi kepada siswa/siswa agar tidak mudah percaya kepada siapapun menjemputnya, kecuali dari pihak keluarga. Ketiga, pihak sekolah melakukan koordinasi dengan aparat setempat,” ujar Wasto Tatadeng saat ditemui awak media ini.
Wasto menambahkan, surat edaran tersebut, selain karena kasus penculikan anak yang terjadi di beberapa daerah, juga didorong oleh peristiwa di Desa Gonggong, yang diduga oleh masyarakat setempat sebagai percobaan penculikan anak.
“Ya, kemarin itu cuma disampaikan hampir diculik, untung ada gerak cepat orang-orang di situ itu, sehingga tidak terjadi. Itu juga yang mendorong adanya imbauan supaya sekolah-sekolah lebih waspada,” imbuh Wasto.
Kejadian yang dicurigai sebagai percobaan penculikan anak tersebut terjadi kepada anak kelas 4 SD berinisial A, Senin (23/01).
Kepada awak media ini, Mama D (saksi), mengatakan bahwa ia menemukan A sedang berjalan bersama seorang perempuan yang sebelumnya menjual kalender dan stiker di rumahnya. Mama D langsung mengingat tentang maraknya kasus penculikan anak dan membuatnya curiga.
“Saya pergi beli es batu, saya kasih tahu ke penjual es, katanya, suruh kasih tahu ke keluarganya. Tapi saya hanya berpikir menyelamatkan anak itu. Karena kita ini waspada, jadi saya pergi menyusul dorang,” ujar Mama D.
Mama D mengaku sempat bertanya kepada A hendak kemana, tetapi perempuan tersebut yang menjawab bahwa ia mengajak A menemaninya menjual kalender dan stiker, dan hendak mengantarnya pulang, karena ia akan ke kampung sebelah. Mama D kemudian menawarkan mengantarkan A pulang.
“Saya so bawa itu anak, itu ibu (perempuan) saya sudah tidak tahu kelanjutannya. Saya sudah kasih tinggal. Dia pakai pakaian serba hitam, pakai masker. Saya tidak tahu tujuannya baik atau jahat. Intinya saya cuman lindungi itu anak, karena dia bukan orang sini (warga Desa Gonggong). Setelah saya turunkan, itu anak baru bicara, dia tanya saya, Bibi mau kemana? Seperti baru tersadar begitu,” terang Mama D.
Dikonfirmasi kepada beberapa warga (tetangga Mama D), bahwa ibu yang membawa A dinilai tidak sopan ketika menawarkan dagangannya. Jika pintu rumah warga tertutup, ia mengintip melalui jendela, atau menerobos masuk hingga ke dapur.
Hal itu semakin menambah kecurigaan bahwa perempuan tersebut mencoba melakukan pencurian anak.
Reporter : Iker
Editor : Rifay