PALU – Wali Kota Palu, Hidayat menyerahkan secara simbolis kunci mobil tembak kepada Pemadam Kebakaran (Damkar) setempat. Penyerahan tersebut dilakukan usai upacara peringatan HUT Kota Palu ke-39, di halaman Balai Kota, dua hari lalu.
Nantinya, akan datang teknisi yang akan melatih pengoperasian atau cara kerja unit baru tersebut.
Wali Kota Hidayat, berharap, bertambahnya unit mobil pemadam bisa menjadi penyemangat personil pemadam, dalam melaksanakan tugasnya.
Dia juga meminta agar mobil tersebut dipelihara, mengingat masih kurangnya mobil tembak. Kedepan, kata dia, pihaknya akan berupaya melakukan pengadaan mobil pemadam.
Kepala Dinas Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Kota Palu, Musliman Malappa, mengatakan, kini Pemkot telah memiliki 4 unit mobil tembak.
Totalnya, Pemkot memiliki 9 unit mobil pemadam, terdiri dari 4 unit mobil tembak dan 5 unit mobil suplai. Mobil ini tersebar di beberapa kecamatan, masing-masing di Palu Utara 1 unit, Palu Barat 1 unit dan di markas pemadam sebanyak 2 unit.
Meski demikian, jumlah itu belum memadai jika dibandingkan dengan luasnya kota dan jumlah penduduk hampir 400 ribu jiwa. Sesuai teori, kata dia, dalam setiap 10 ribu jiwa, idealnya harus ada 1 unit mobil pemadam.
“Jadi logikanya untuk Kota Palu, harus ada 35 sampai 40 unit mobil pemadam,” tekannya.
Namun bagi dia, keberadaan mobil tersebut akan dimaksimalkan, karena kemacetan lalu lintas dalam kota belum seberapa. Jika bisa ditambah sekitar 5 atau 7 unit, maka sudah cukup memadai.
“Jadi kita butuh sekitar 3 unit mobil tembak dan 2 unit suplai lagi agar proses pemadaman cepat. Coba kita lihat kebakaran Pasar Masomba lalu, karena hanya ada 2 unit mobil tembak yang bergerak, kita tidak mampu memadamkan api dengan cepat. Untungnya kita dibantu mobil water canon milik kepolisian,” ujarnya.
Selain keterbatasan mobil pemadam, pihaknya juga terkendala minimnya pelatihan sumber daya manusia yang ada, termasuk mental personil dalam melaksanakan tugas.
Dia berharap agar teknisi yang datang nanti bisa ditahan selama beberapa hari untuk menjelaskan soal teknis unit dan lain sebagainya kepada anggotanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, kawasan yang sering terjadi kebakaran adalah di wilayah padat penduduk. Selain tetap waspada, dia mengimbau kepada warga yang bermukim di daerah padat untuk membuka akses jalan yang bisa dilewati unit pemadam serta mempermudah evakuasi kepada korban.
Olehnya, kata dia, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengundang sejumlah unsur menyamakan pemahaman dalam tindakan penyelamatan di lapangan, agar tidak tumpah tindih kewenangan.
“Agar di lapangan kita sudah tahu tim yang bekerja apa dan melaksanakan apa,” pungkasnya. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.