PALU – Pemilu yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, dinilai berpotensi memunculkan gejolak politik yang sering tidak diinginkan.

“Dalam sejarahnya, menjelang pemilu biasanya akan terjadi pertarungan politik hingga menghalalkan segala cara untuk menang,” kata salah satu mahasiswa di Kota Palu, Moh Fadel, baru-baru ini.

Menurutnya, ada beberapa tantangan yang terjadi di kalangan masyarakat menjelang pemilu 2024, antara lain merebaknya isu SARA, Hhoax dan money politic.

“Tentunya untuk memilimalisir agar tidak terjadi ketiga hal tersebut, maka mahasiswa harus mengambil peran memberikan edukasi kepada masyarakat,” katanya.

Tantangan selanjutnya adalah pendidikan politik yang belum merata di kalangan masyarakat.

“Sebagai mahasiswa, maka sudah menjadi tugasnya untuk membuka ruang edukasi pendidikan politik dalam mewujudkan pemilu yang aman dan berkualitas,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ada tiga lembaga yang menjadi penyelenggara Pemilu, yaitu Bawaslu, KPU dan DKPP.
Namun faktanya, kata dia, pemilu yang berkualitas tidak akan terwujud jika hanya ketiga lembaga itu yang bergerak.

“Maka harus ada peran partisipatif masyarakat terkhusus mahasiswa dalam mewujudkan pemilu yang aman dan berkualitas,” jelasnya.

Kata dia, mahasiswa tidak boleh apatis atau tidak perduli dengan kondisi yang bisa mengancam terjadinya situasi yang tidak kondusif.

“Maka secara pribadi saya menyampaikan kepada seluruh sahabat untuk mengambil peran mewujudkan keamanan dan kualitas pemilu yang baik. Karena pada dasarnnya kita memiliki tanggung jawab, maka ayo kita jalankan tanggung jawab kita menjelang pemilu 2024 ini,” tegasnya.

Lanjut dia, mahasiswa adalah kelompok intelektual yang juga ikut memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas.

“Sejarah mahasiswa Indonesia dalam mewujudkan pemilu atau demokrasi yang berkualitas sudah tidak diragukan lagi,” tutupnya. *