PALU – Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido melaunching program pencegahan dan penanganan stunting di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Senin (12/09).

Launching tersebut ditandai dengan pengguntingan pita peresmian “Banua Polava Stunting” atau “Rumah Penangkal Stunting” Kelurahan Pengawu oleh wakil wali kota bersama Ketua TP-PKK Kota Palu, Diah Puspita dan sejumlah pejabat lainnya.

Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido, mengatakan, ketika dirinya masuk ke Kelurahan Pengawu, langsung teringat 35 tahun yang lalu saat ia pernah menjadi Kepala Puskesmas.

“Kelurahan Pengawu ini saya tahu dari dulu kelurahan yang paling suka maju. Karena dari seluruh Posyandu yang ada dulu saat saya menjadi Kepala Puskesmas, Kelurahan Pengawu adalah salah satu yang betul-betul memperhatikan Posyandunya,” ungkapnya.

Ia sangat mengapresiasi Lurah Pengawu, walaupun bukan dari tenaga kesehatan, namun pengetahuannya soal kesehatan luar biasa terbukti dengan launching penanganan stunting kali ini sehingga angka stunting di Kota Palu bisa menurun.

Ia juga menyampaikan bahwa stunting bukan hanya urusan tenaga kesehatan, namun penanganannya harus dikerjakan secara bersama-sama.

“Alhamdulillah pada hari ini yang paling pertama memiliki Banua Stunting adalah Kelurahan Pengawu,” katanya.

Ia berharap, seluruh kelurahan di Kota Palu juga memiliki Banua Stunting. Walaupun dengan istilah lain untuk penanganan stunting yang ada di wilayah masing-masing.

“Saya harapkan seluruh kelurahan ada semacam banua stuntingnya. Karena kalau kita tidak bersama-sama menurunkan stunting, nanti tidak akan turun,” harapnya.

Ia mengingatkan agar jangan sampai Kelurahan Pengawu yang merupakan pelopor penanganan stunting di Kota Palu, justru angka stuntingnya meningkat.

Ia menargetkan, tahun ini Kota Palu dapat menurunkan angka stunting sampai dengan 18%, kemudian di tahun 2023 menurunkan sampai dengan 15%, sehingga di tahun 2024 mendatang bisa turun hingga mencapai 12%.

“Dengan begitu angka stunting kita turun jauh dari angka nasional. Angka nasional saat ini 24%,” paparnya.

Ia bersama Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, menginginkan, ke depan Kota Palu memiliki Sumber Daya Manusia yang baik, sehingga pihaknya sangat konsen dengan penanganan Stunting.

“Anak yang pendek, belum tentu stunting, tapi anak yang stunting sudah pasti pendek. Karena tidak ada pertumbuhan secara fisik dan otaknya. Sehingga minimal dia sekolah cuma sampai SD. Nah ini yang kita tidak harapkan,” tutupnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay