PALU – Forum Komunikasi Pemuda Kaili (FKPK) Kota Palu akan mengambil peran sebagai pengamanan pada kegiatan aksi peduli etnis Muslim Rohingya oleh elemen masyarakat, Rabu (06/09) besok.

Rencananya, aksi tersebut akan dilakukan di dua titik tempat peribadatan umat Budha di Kota Palu, yakni di Wihara Karuna Dipa dan Wihara Agung, di Palu Barat.

Berdasarkan informasi, elemen masyarakat yang akan melakukan aksi adalah dari Forum Umat Islam (FUI) Sulteng. Kemudian menyusul dari Front Pembela Islam (FPI) Sulteng pada Jumat, tanggal 8 September mendatang.

Untuk itu, FKPK sendiri telah menyampaikan keterlibatan pengamanan tersebut kepada Kepolisian Resort Kota (Polresta) Palu.

“Kami mendukung aksi-aksi protes yang dilakukan elemen masyarakat di Kota Palu. Namun dalam hal ini, dukungan kami adalah dalam bentuk pengamanan bersama aparat kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ketua Umum (Ketum) FKPK Kota Palu, Suhupi, Selasa (05/09).

Menurutnya, pihaknya sebagai salah satu organisasi besar di Kota Palu juga turut prihatin dengan kejadian yang menimpa etnis muslim Rohingya di Myanmar.

“Tapi kami meminta agar aksi yang dilakukan jangan sampai brutal. Makanya kami akan berpartisipasi menjaga keamanan dan ketertiban,” tuturnya.

Dia menyatakan, pihaknya tidak akan mencampuri agenda-agenda yang akan disuarakan massa aksi, asalkan berjalan tertib.

“Kami minta kita semua mengedepankan toleransi antar umat beragama dan menjunjung tinggi kekeluargaan dalam menyuarakan aspirasi. Kami sebagai masyarakat Palu tidak ingin Tanah Kaili dinodai dengan aksi-aksi yang brutal,” tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, anggota FKPK yang akan dikerahkan pada pengamanan tersebut, kurang lebih sebanyak 500 orang. Mereka akan dibagi dalam dua titik aksi.

“FKPK Kota Palu ini kan ada lima barisan, diantaranya Songgolangi di Palu Selatan, Raja Langi di Palu Utara, Mantikulore di Palu Timur dan Pue Njidi di Palu Barat. Jadi setiap barisan akan diturunkan sekitar 100 orang sehingga totalnya sekitar 500 orang,” katanya.

Terkait tragedi yang menimpa etnis Muslim Rohingya, pihaknya juga meminta kepada pemerintah agar mengambil langkah kongkrit guna membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di negara yang dulunya bernama Burma tersebut, khususnya yang mendiami Provinsi Rakhine.

Dua hari lalu, sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Cipayung Plus Sulteng dan puluhan mahasiswa IAIN Palu, menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sulteng. Aksi tersebut merupakan bentuk keprihatinan sekaligus kecaman atas aksi biadab yang dilakukan tentara Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya.

Peserta aksi juga menuntut Presiden Joko Widodo mengambil langkah-langkah kongrit dalam menyelesaikan kejahatanan kemanusiaan terhadap warga Rohingya. Tidak hanya itu, mereka juga mendesak pemerintah Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelesaikan kasus kekejaman yang dilakukan militer Myanmar itu.

Diketahui Pemerintah Myanmar melakukan penyisiran terhadap perkampungan Muslim di Rakhine. Dengan dalih mencari pelaku penyerangan, pemerintah Myanmar justru memperburuk kondisi.

Pasukan Myanmar dilaporkan telah menghabisi kurang lebih 100 nyawa penduduk Rohingya.

Akibat insiden itu, banyak warga Muslim Rohingya yang mengungsi dan terdampar di perbatasan Bangladesh. Organisasi Migrasi Internasional (IOM) melaporkan sedikitnya 18.445 Muslim Rohingya yang mengungsi. (RIFAY)