SIGI – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sigi, mengupayakan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh 1.470 Industri Kecil Menengah (IKM), sebagai upaya percepatan pembangunan daya saing di daerah itu sebagai penopang pembangunan ekonomi masyarakat.

Hal itu disampaikan Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sigi, Ramadhan Thayeb dalam agenda pelatihan pengolahan coffe dan blending, yang berlangsung di Pipikoro Coffe Kota Palu, Kamis (21/07)

Plt. Kadis Perindag mengemukakan, upaya peningkatan kualitas produk IKM diawali dengan pengembangan kapasitas dan keterampilan pelaku IKM wira usaha baru.

Di Sigi ada 1.470 IKM yang mendapat binaan dari Dinas kami dalam hal peningkatan kapasitas dan keterampilan”ucapnya.

Dirinya menerangkan, dari 1.470 IKM wirausaha baru itu, terdapat 565 IKM yang berbasis pertanian atau olahan pangan yang jenis produknya antara lain, kopi, bawang goreng, keripik dan lain sebagainya.

“Selebihnya adalah, industri hasil hutan berupa meubel kayu, rotan dan bambu. Serta industri logam aneka dan perbengkelan,” imbuhnya.

Dirinya mengakui, masih banyak industri yang mengelola produk secara manual dan tradisional. Sehingga kata dia, dalam pengembangan produk Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan pendekatan pelatihan, pendekatan kapasitas hingga peningkatan kualitas produk.

Pihaknya juga memberikan sentuhan tekhnologi kepada IKM wirausaha baru, lewat rumah produksi yang dibentuk sehingga produk yang dihasilkan dapat menembus pasar global.

“Untuk pengembangan lanjutan dan pemasaran produk dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM. Jadi, Dinas kami membentuk diawal, pengembangannya ada pada dinas kami ini”katanya.

Diakuinya bahwa, sejauh ini kendala yang dihadapi oleh pelaku IKM wirausaha baru adalah keterbatasan dana. Terpisah, Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi juga mengemukakan, pemerintah daerah Kabupaten Sigi berupaya menyediakan akses keuangan bagi pelaku IKM lewat program KUR 0 persen.

“Lewat program KUR 0 persen, Pemkab Sigi mengalokasikan anggaran senilai Rp. 2 miliar untuk menanggulangi bunga kredit dari setiap pinjaman pembiayaan yang dilakukan oleh warga menengah ke bawah di Bank penyalur dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini”ujarnya.

Tahun 2022 ini kata Samuel, lewat alokasi dana tersebut, Pemerintah menargetkan 1.000 pelaku industri kecil menengah dan usaha mikro kecil menengah, petani, peternak, pedagang dan masyarakat lainnya, menjadi penerima manfaat dari program KUR nol persen itu.

“Maksimal pinjaman atau kredit dari setiap warga senilai Rp.20 juta tanpa agunan,” pinta Wabup Sigi.

Reporter: Hady/***