PALU – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah (Sulteng), bekerja sama meningkatkan kapasitas guru sebagai pelopor moderasi beragama.
Terdapat 100 guru dari berbagai jenjang pendidikan mula dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA/MAK yang diberi pelatihan (training of trainer) di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Kamis (30/06).
“Kami mendorong para guru dari berbagai tingkatan pendidikan untuk semakin mengembangkan strategi pembelajaran dengan memasukkan nilai-nilai moderasi beragama, seperti toleransi, semangat kebangsaan, saling menghormati, menghargai keragaman atau kebhinekaan, dan lain sebagainya dalam sebuah bahan ajar berupa video pembelajaran,” kata Sub Koordinator Perlindungan Kepentingan Nasional di Luar Negri, BNPT, Nanda Fajar Aditya.
Nanda mengatakan, pelatihan ini dilakukan untuk membekali pemahaman pencegahan terorisme kepada para guru melalui penguatan moderasi beragama di sekolah, sekaligus menggerakkan para guru agar membuat bahan ajar video pembelajaran tentang moderasi beragama.
Ia mengatakan, pelatihan yang dilakukan menjadi satu pendekatan lunak yang ditempuh oleh BNPT dalam pencegahan tumbuh dan berkembangnya radikalisme dan terorisme di masyarakat termasuk di sekolah.
“Kami percaya pendekatan lunak adalah pilihan tepat untuk langkah pencegahan terorisme. Karena terorisme bisa terjadi di mana pun dan kapan pun secara tak terduga, dan para pelaku juga merupakan bagian dari masyarakat yang setiap saat ada dan bisa jadi mendiami lingkungan sekitar kita,” ujarnya.
Ketua FKPT Sulteng, Dr Muhd Nur Sangaji, mengatakan, penanaman nilai-nilai moderasi beragama dari sekolah menjadi satu langkah pencegahan atau kontraradikalisasi yang ditempuh oleh FKPT Sulteng dan BNPT.
“Upaya tersebut agar siswa juga lebih memahami agamanya dengan baik dan menjadi inspirasi bagi para siswa untuk menumbuhkan harmoni, kebersamaan, toleransi, mencintai sesama, dan menghargai perbedaan,” sebutnya.
Menurut dia, guru agama di semua jenjang tingkatan sekolah, perlu menjadi inspirator bagi para siswa dalam menumbuhkan harmonisasi, kebersamaan dan toleransi, untuk mencintai sesama.
“Oleh karena itu urgensi penguatan kapasitas mengajar para guru kelas TK/PAUD dan guru pendidikan agama SD/MI sederajat dan SMP/MTs sederajat sangat penting untuk menyamakan persepsi tentang radikal terorisme, peta kerawanan dan cara menghadapinya dengan benar,” ungkapnya. ***