PALU – Kesalahan fatal dilakukan Panitia Penyelenggara SEA Games 2017 di Malaysia. Pada Buku Panduan Resmi SEA Games 2017 yang disebarkan di upacara pembukaan, Sabtu (19/08) malam lalu di Stadion Bukit Jalil, Bendera Indonesia dilecehkan. Bendera Indonesia ditampilkan terbalik menjadi putih-merah, bukan merah-putih. Warna putih diatas dan warna merahnya dibawah.

Tak sampai disitu, kesalahan lain yang dilakukan panitia adalah ketika memajang daftar pencetak gol terbanyak di Sea Games.

Kejanggalan terjadi saat mencantumkan nama Septian David Maulana yang merupakan pemain asal Indonesia. Dalam daftar itu, nama Septian justru ditulis bersama bendera Singapura.

Selain di tingkat nasional, peristiwa ini juga menjadi sorotan elemen masyarakat di Sulteng, termasuk dari kalangan legislator dan pegiat olah raga itu sendiri.

Ketua DPD PAN Touna, Suprapto Dg Situru

Mantan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sulteng, Suprapto Dg Situru, misalnya. Dia mengaku heran dengan profesionalitas panitia pada ajang sebesar itu.

“Apalagi Indonesia saat ini masih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-72. Ini adalah bagian dari pelecehan terhadap bangsa ini dari sebuah negara yang kita anggap berdaulat,” ujar Anggota Komisi III DPRD Sulteng itu, Ahad (20/08).

Dia berharap ada upaya dari pemerintah Indonesia melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) untuk menyikapi persoalan itu. Menurutnya, Malaysia harus memohon maaf yang setinggi-tingginya. Tidak saja dari panitia saja, melainkan harus dilakukan pihak Kerajaan Malaysia

“Tidak cukup hanya menteri olah raga mereka saja, karena bendera itu adalah bagian dari simbol negara yang tidak bisa dilecehkan begitu saja,” tegasnya.

Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Tojo Una-Una itu menambahkan, di sisi lain, warga negara Indonesia juga harus berbesar jiwa untuk menerima ketika Malaysia meminta maaf.

“Tidak harus diributkan, apalagi sampai perang atau angkat senjata, saya kira tidak perlu, karena biar bagaimanapun manusia tidak pernah luput dari salah. Kita juga harus menjaga hubungan bilateral dengan negara itu yang selama ini sudah terjalin baik,” pungkasnya.

Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, Ibrahim Hafid

Senada juga disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, Ibrahim Hafid. Menurutnya, kejadian pada  ajang yang begitu besar tersebut merupakan kesalahan fatal dan termasuk bentuk pelecehan Negeri Jiran itu kepada Indonesia.

“Terlepas apakah itu ada kesalahan teknis atau tidak, tetapi menurut saya ini adalah kesalahan fatal,” tegas politisi Partai NasDem itu.

Dia mengimbau kepada warga negara Indonesia yang saat ini ada di Malaysia, agar turut memberikan empatinya, diantaranya melakukan protes kepada pemerintahan setempat.

Kesalahan ini pertama kali diketahui dari postingan Menpora, Imam Nahrawi, dalam akun twitternya. “Pembukaan #SEAgame2017 yg bagus tapi tercederai dg keteledoran fatal yg amat menyakitkan. Bendera kita….Merah Putih. Astaghfirullaah….”

Dia juga berang dan berniat mengajukan protes terkait hal ini.

“Ini kesalahan yang tak bisa diterima,” ujar Imam.

Pihak pemerintah Malaysia melalui Menteri Belia dan Sukan Malaysia (Menpora dalam Indonesia, red), Khairy Jamaluddin, sudah menyampaikan permintaan maafnya.

“Bapak Imam, Please accept my sincere apologies for this. Sesungguhnya tiada niat jahat. Saya amat kesal dengan kesilapan ini. Mohon maaf,” begitu tulis Khairy yang juga berstatus sebagai Ketua Panitia Penyelenggara SEA Games 2017 ini. (RIFAY)