PALU- Foto- foto Sayid Idrus Bin Salim Aljufri era 1930 an dan Infrastruktur Kota Palu era 1920 an keatas di pajang dalam pameran sejarah Islam di tanah Kaili oleh Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST), bertempat di Kompleks Sekolah Menengah Atas (SMA) Alkhairaat, Jalan Sis Aljufri, Kota Palu.

Ada sekitar 30 frame foto dipajang sebab keterbatasan tempat dari 50 frame foto di koleksi KHST, dalam Pameran Sejarah Islam Tanah Kaili di Festival Raudhah, Haul Sis Aljufri ke 54.

Koordinator Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST), Mohammad Herianto mengatakan, foto- foto ditampilkan pameran ini mulai era Sayid Idrus Bin Salim Aljufri 1930.

Selain itu kata dia, ada juga foto raja-raja seperti Tjatjo Idjazah, dan Djanggola. Raja-raja inilah ketika SIS Aljufri berada di Palu (tanah Kaili) memberikan garansi kepada Belanda.

“SIS Aljufri ketika selesai salat dan berdoa ia menyebut nama-nama raja-raja tersebut,” sebutnya.

Sedangkan foto lainnya, sudah di tahun 70-80 sampai 90 an pelaksanaan Muktamar Alkhairaat ke V dan foto- foto Infrastruktur Kota Palu. Selain itu ada foto penjemputan Habib Saggaf dari Kairo.

Ia mengatakan, dalam mendapatkan foto-foto tersebut dilakukan door to door dari teman-teman berkumpul di KHST. Sebagian didapatkan ketika membuat buku khasanah arsip gubernur dari masa ke masa, yang ada sangkut pautnya dengan Alkhairaat.

“Kalau dari Alkhairaat sendiri ada dari sumber-sumber orangtuanya Alkhairaat dan punya dokumentasi atau dari rekan-rekan pewarta,” ucapnya.

Ia lalu menunjukan foto didapatkan dari pewarta , ketika mensholatlan jenazah Sis Aljufri. Foto-foto ini menurut nya, menjadikan bukti perjalanan Sis Aljufri yang dilakukan hari ini , tidak semata-mata kita nikmati hari ini , tapi panjang proses dan pengorbanannya.

“Hal ini bisa dilihat dari beberapa orang murid SIS Aljufri yang pertama, sampai sekarang dilihat pada muktamar-muktamar yang 80 an-90 an semakin banyak orang terlibat didalamnya,” bebernya.

Artinya menurutnya, beliau (SIS Aljufri) berhasil dalam segi pendidikan.

Olehnya pameran ini sebagai memori menjaga ingatan kita bahwa seorang SIS Aljufri adalah seorang panutan dalam bidang pendidikan dan punya andil membangun Sulteng pada umumnya.

Ia menambahkan, dari sekian banyak foto dipajang paling berkesan saat didapatkan Foto Habib Saggaf beridiri di Podium pada Muktamar tahun 70 an ketika disandingkan dengan foto SIS Aljufri tahun 60 an seperti Duplikat. Makanya fotonya dipajang bersebelahan. Bagi mereka, dua foto tersebut sangat menarik,

“Dua sosok berbeda tapi dalam satu garis keturunan,” katanya.

Olehnya dia berharap, semoga iven-iven seperti ini bisa terus dilaksanakan dan diberi ruang lebih banyak lagi dan diberi persiapan waktu yang panjang.

“Biar lebih banyak materi bisa disajikan,” menyudahi.

Reporter: IKRAM/Editor: NANANG