PALU- Sebanyak 230 Kepala Keluarga (KK) yang menempati hunian tetap (Huntap) Duyu, mengalami kekurangan air bersih, akibat pompa celup mengalirkan air ke bak penampungan mengalami kerusakan.

Kekurangan air bersih ini sudah dialami warga penghuni huntap sekitar satu bulan terakhir. Mereka berharap pemerintah merespon dengan cepat atau mencari solusi atas keluhan warga ini, apalagi dalam bulan Ramadhan.

Bahkan sebagian warga sudah ada yang mengosongkan huniannya untuk pindah ke rumah keluarga atau kerabatnya.

Salahsatu penghuni Huntap Duyu Moh.Taofan mengatakan, sudah hampir sebulan warga mengalami kekurangan air bersih, kerusakan pompa celup itu sudah disampaikan secara berjenjang melalui ketua RT/RW, ke kelurahan sampai dinas terkait.

“Tapi hingga saat ini belum ada informasi pasti didapatkan warga sejauh mana perbaikan pompa celup yang rusak tersebut,” kata Taofan ayah dari tiga anak ini, Rabu, (13/4).

Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air selama ini, Dia terkadang setiap hari, sebelum berangkat kerja lebih dulu mengambil air , di mata air sumur terdekat , jaraknya sekitar 2 Killometer dari lokasi huntap menggunakan kenderaan roda dua.

“Paling sedikit setiap harinya delapan galon, empat kali bolak-balik untuk kebutuhan memasak, mencuci dan lainnya. Kalaupun ada kelebihan rizki, baru saya membeli air untuk diisi ke dalam tandon berukuran sekitar 1000 liter, harga pertandonya bervariasi ada Rp50 ribu, Rp60 ribu,” bebernya.

Untuk pemakaian air satu tandon tersebut, bila berhemat bisa sampai dua hari, tapi terkadang dirinya berbagi kepada tetangga lain , biar hanya satu atau dua ember untuk dipakai memasak.

Hal senada disampaikan Rony sudah hampir sebulan lebih warga huntap Duyu kesulitan air bersih, awalnya untuk kebutuhan air di suplai oleh dinas PUPR ke rumah-rumah warga, tapi kemudian skema penyalurannya di ubah air diisi kedalam bak penampungan, lalu dialiri ke rumah-rumah warga.

“Tapi dari semua skema penyaluran dilakukan , distribusi air ke rumah-rumah warga tidak merata,”tuturnya.

Tapi entah kenapa , kata dia, tiba-tiba penyaluran air tersebut berhenti, dari informasi beredar dikalangan penghuni Huntap , berhenti sebab bulan puasa atau kesulitan bahan bakar minyak (BBM). Mereka tidak tahu, secara pastinya.

Untuk itu akhirnya, kata dia, solusinya warga memiliki kelebihan uang membeli air , tapi bagaimana warga ekonominya pas-pasan, sebab ekonomi penghuni huntap tidak sama.

“Tapi sampai kapan terus membeli air, sementara masih banyak kebutuhan lain juga harus dibiayai,” ujar ayah dari tiga anak ini.

Selain membeli air, ada juga sebagian warga mengambil air dari sumur, jaraknya kurang lebih 2 Killometer dan harus bolak-balik paling sedikit dua kali.

“Tapi bagaimana mereka para ibu-ibu hamil, melahirkan atau orang-orang tua,” ucapnya sendu.

Olehnya dia berharap pemerintah harus merespon dengan cepat keluhan warga ini. Apalagi bagi ibu melahirkan atau memiliki tiga orang anak, tentu lebih banyak membutuhkan air.

Ia sendiri, bahkan mengancang-ancang mau meninggalkan huntap untuk sementara waktu, menumpang di rumah kerabat.

“Daripada kesulitan air bersih, belum lagi dalam bulan Ramadhan seperti ini,” sebutnya.

Ia menambahkan, jadi kita butuh langkah cepat pemerintah saat ini, untuk mencarikan solusi.

Senada warga huntap lainnya, Risma mengakui sangat kesulitan air bersih, ia setiap harinya mengambil air di sumur warga terdekat paling sedikit delapan galon.

“Air sebanyak delapan galon itu dipakai hanya sehari. Begitu setiap harinya. Besok ambil lagi,” akunya lelah.

Belum lagi waktunya banyak tersita. Olehnya dia berharap pemerintah segera mencarikan solusi atas keluhan warga huntap ini, apalagi bulan Ramadhan sekarang ini.

Terpisah Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Presly Tampubulon mengatakan, untuk sarana dan prasarana huntap, baik air atau peralatan lainnya ada di Kementerian PUPR.

Pihaknya akan melakukan koordinasi, bagaimana tindak lanjutnya. Untuk di pemerintah kota koordinasinya pada Dinas PU Kota Palu.

Ia mengaku, informasi ini baru dia ketahui. Maka menindaki itu langkah awal, pihaknya akan memperkuat suplai air manualnya dari Kementerian PUPR, jikalau ada tangki tangki air. Selain itu akan menanyakan tangki-tangki dari organisasi perangkat daerah lainnya seperti damkar dan juga meminta bantuan suplai air dan tangki-tangki dari BNPB.

“Nanti semua kita coba majukan dulu. Mungkin juga nanti ada bantuan kendaraan air dari PDAM, supaya bisa lebih mencakup kebutuhan air di lokasi huntap. Sambil kita koordinasikan pembenahan secara total dari Kementerian PUPR untuk perbaikan terhadap mesin celup,” ucapnya.

Dia mengatakan malam ini mencoba berkoordinasikan dengan Dinas PU dan besok berkoordinasi dengan lini OPD terkait lainnya.

Reporter: IKRAM
Editor: NANANG