BALANTAK – Upaya perbaikan data produksi pada perikanan tangkap terus dilakukan, salah satunya dengan mendorong nelayan tangkap untuk memanfaatkan logbook pencatatan ikan.

Hal itu disampaikan Abdul Rifai, Field Officer Relawan untuk Orang dan Alam (ROA), saat melakukan diseminasi pentingnya pencatatan ikan bagi kelangsungan sumber daya ikan, di Pulo Dua, Desa Kampangar, Kecamatan Balantak Utara, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (21/03).

“Perbaikan kualitas data menjadi fokus, karena selama ini ketersediaan data produksi perikanan tangkap masih perlu dimaksimalkan lagi karena pasar global saat ini mulai menuntut data yang handal dan akurat baik untuk saat ini dan masa mendatang,” ujarnya.

Ia menambahkan, komitmen pemerintah untuk memperbaiki praktik perikanan berkelanjutan pada sektor perikanan tangkap, di antaranya dengan meningkatkan kualitas data produksi perikanan tangkap. Upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem pendataan melalui sistem logbook penangkapan ikan.

Lanjut dia, pentingnya memperbaiki kualitas data produksi perikanan tangkap, karena itu akan berkaitan dengan sistem ketertelusuran hasil tangkapan ikan bagi pasar. Selain itu, kualitas data juga akan memberi manfaat dan rencana bisnis bagi para pelaku usaha, dan sekaligus juga berfungsi sebagai tata kelola perikanan baik di level tapak maupun skala nasional.

“Saat ini, kami mencoba melakukan peningkatan kapasitas bagi pemuda maupun nelayan untuk mulai melakukan pencatatan walaupun masih sebatas pada ruang lingkup yang berskala kecil semisal di level desa wilayah pesisir seperti yang dilakukan di Kelurahan Talang Batu dan Desa Luok Kecamatan Balantak Kabupaten Banggai, di mana kedua wilayah tersebut mulai mencatat hasil tangkapan ikan karang yang dilakukan oleh nelayan tradisional,” sebutnya.

Rifai menjelaskan, dua desa tersebut memiliki wilayah perlindungan khususnya untuk keberlangsungan padang lamun dan terumbu karang yang selama 3 tahun lebih telah dijaga dan dilindungi oleh kelompok DPL Tanjung Sarro dan DPL Fajar Indah.

“Berdasarkan pernyataan kelompok dengan adanya wilayah yang dilindungi tersebut memberikan ruang hidup bagi sejumlah spesies padang lamun dan spesies ikan karang,” ungkapnya.

Untuk mendukung keberlanjutan sumberdaya ikan khususnya ikan karang, Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) atas dukungan Burung Indonesia serta Critical Ekosistem Patnership Fund melakukan pencatatan hasil tangkapan ikan menggunakan sistem logbook.

“Adapun tujuan pencatatan ikan karang ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi nelayan terkait sistem pencatatan ikan menggunakan logbook dan pencatatan ikan menjadi informasi penangkapan ikan yang efektif untuk memperbaiki kualitas data, karena sistem tersebut adalah bertujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang akurat, terkini dan objektif,” tambahnya.

Ia berharap, dari pencatatan ikan menggunakan sistem logbook, data yang dimasukkan, selanjutnya akan menjadi bagian dari alokasi Sumber Daya Ikan (SDI) dan usaha penangkapan ikan. Walaupun saat ini masih difokuskan pada ikan karang yang berada di wilayah dampingan, namun harapannya dapat menjadi sistem yang juga bisa digunakan oleh nelayan skala besar atau kapal-kapal ikan tangkap besar serta dapat direplikasi ke desa-desa nelayan lainnya sebagai upaya memperbaiki sistem pengelolaan data berbasis desa terkait hasil tangkapan.

Sementara itu, Pemerintah Kelurahan Talang Batu maupun Pemerintahan Desa Luok yang hadir dalam kegiatan itu, menyampaikan bahwa saatnya memang harus didorong proses pencatatan ikan agar mereka yang berada di wilayah pesisir dan memiliki nelayan tangkap sudah mulai berbenah, khususnya terkait data-data.

“Mengingat data tersebut juga dibutuhkan untuk proses pembangunan karena jika data tidak ada maka sulit pula untuk merancang sebuah program. Semoga dengan memulakan proses pencatatan ini akan memberikan perbaikan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan data hasil tangkapan ikan”harap Susanto Bahar Lurah Talang Batu, Kecamatan Balantak Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah,” harapnya.

Disen, Ketua Kelompok Daerah Perlindungan Laut Tanjung Sarro, meminta menyederhanakan proses pencatatan bagi nelayan bahkan bisa langsung terhubung dengan pencatat atau pendata ikan terlebih lagi saat ini banyak yang menggunakan smartphone. ***