SURABAYA – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, memberikan arahan kepada para lurah dan camat se-Kota Palu yang mengikuti kunjungan studi tiru terkait penanganan sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surabaya, Rabu (27/10) malam.

Pada kesempatan itu, Hadianto meminta kepada para lurah dan camat agar membuat rencana aksi di wilayah masing-masing, setelah kunjungan kerja di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur tersebut.

“Para lurah harus bergerak lebih cepat. Inisiatifnya sudah harus lebih besar. Komiu adalah pilihan. Komiu yang merupakan leading sector dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman,” katanya.

Menurutnya, tugas lurah tidak melulu hanya soal kepengurusan tanah, dokumen kependudukan, surat ijin, maupun kegiatan-kegiatan lain di kelurahan. Namun, kata dia, kerja-kerja lurah juga berkaitan dengan mewujudkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan.

Wali Kota menginginkan, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ke depannya diukur berdasarkan kinerja, sehingga acuan TPP tidak selalu berdasarkan golongan atau kepangkatan.

“Ketika lurah kerja tepat waktu, dia masuk poin. Kalau dia mampu menyelesaikan kerjanya dengan baik, poin lagi. Sehingga TPP betul-betul berdasarkan kinerja. TPP lurah saat ini sekitar Rp3,5 juta. Pokoknya ke depan TPP lurah tidak boleh kurang dari Rp5 juta. TPP kita naikkan tapi beban kerjanya juga akan lebih besar,” ungkapnya.

Wali Kota berharap, tahun 2022 menjadi tahun perubahan yang besar buat Kota Palu melalui pemerintahannya. Olehnya para lurah dan camat diimbau sudah mulai melakukan penyesuaian.

“Saya minta kepada kita semua, ubah mindset kita. Kita semua harus bergerak cepat. Kalau satu tahun kita bergerak lambat, maka kota kita satu tahun juga akan bergerak lambat. Kalau tiga tahun kota kita bergerak lambat, itu dikarenakan cara-cara kerja kita yang menentukan keterlambatan itu,” tandasnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay