PALU – Sebanyak 200 anak mengikuti khitanan massal yang diselenggarakan Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) dan Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat sebagai bentuk merayakan maulid nabi, di kompleks Alkhairaat, Kamis (7/10).

“Sampai tadi siang ini sudah ada sekitar 90an anak selesai khitanan, dari total yang mendaftar 200 anak. Pesertanya ini yang terbanyak itu dari Kota Palu. Selebihnya dari kabupaten tetangga,” kata Imam Masjid Alkhairaat sekaligus Penasihat Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) Hasan Alhabsyi, Kamis siang.

Ia menjelaskan khitanan massal yang digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad itu, terbuka secara umum yang diikuti anak-anak dari Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi-Moutong.

Selain itu, perayaan maulid tersebut masih akan berlangsung hingga Kamis malam ini, dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid Alkhairaat.

Dalam khitanan massal itu diketahui tidak hanya diikuti oleh anak-anak umat muslim saja. Sebab salah satu pesan penting yang disampaikan melalui perayaan maulid kali ini, adalah tentang menanamkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama sejak dini. Karena dinilai kondisi sosial yang ada di wilayah tersebut dikenal dengan keberagamannya.

Ia menambahkan, meskipun proses khitanan massal masih berlangsung manual atau belum menggunakan cauter (sunat laser), tetapi sudah melibatkan tenaga kesehatan profesional dari Fakultas Kedokteran Unisa maupun RS Alkhairaat Sis Aldjufri serta Dinas Kesehatan setempat.

“Dalam giat ini kita lakukan secara gratis, syaratnya itu sehat dan pastinya mau di sunat itu saja, khitanan ini juga sudah rutin kita laksanakan, jadi pagi sampai sore khiatanan dulu kemudian malam nanti baru akan adalagi namanya maulid akbar,” tambah Hasan Alhabsyi.

Karenanya ia berharap hal itu akan memberi manfaat yang besar bagi banyak orang. Sebab itu menjadi salah satu visi dari Alkhairaat yakni menebar kebaikan diseluruh lapisan masyarakat.

“Alhamdulillah sudah selesai tadi ini ada dua orang Iza dengan Rama, dan kebetulan anak saya yang satu ini memang muallaf,” pungkas Yanti, salah satu orang tua anak peserta khitanan massal.

Reporter: Faldi/Editor: Nanang