PALU – Wakil Wali (Wawali) Kota Palu. Reny A. Lamadjido, mengatakan, insentif para dokter tidak lagi diberasal dari APBN, namun dari APBD murni Kota Palu yang merupakan dana refoccusing untuk penanganan Covid-19.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri acara silaturahim Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Palu, di salah satu hotel, kemarin.
“Saya sangat memahami teman-teman di rumah sakit dan Puskesmas yang sangat membutuhkan insentif karena itu adalah hak dari teman-teman sejawat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Reny berharap kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu agar segera memproses pembayaran insentif para dokter untuk bulan April dan Mei karena APBD sudah siap di kas daerah.
“Tapi tolong dihitung baik-baik. Jangan sampai sudah dibayar, namun harus dikembalikan karena tidak sesuai dengan aturan dan petunjuk teknis. Alhamdulillah beda-beda tipis insentif ketika masih dari APBN dan sekarang ditanggung APBD murni,” jelasnya.
Mantan Direktur RSUD Anutapura itu juga mengaku prihatin dengan insentif para kader kesehatan yang ada di Posyandu. Pasalnya, sejak dirinya berada di Puskesmas, hingga saat ini insentif kader kesehatan tersebut masih Rp50 ribu.
“Alhamdulillah kami sudah naikkan insentif kader kesehatan yang ada di Posyandu sehingga bisa memotivasi kerja mereka,” ujarnya.
Bahkan ia juga menginginkan adanya pemilihan dokter teladan maupun perawat teladan dari rumah sakit sebagai bentuk penghargaan bagi tenaga-tenaga kesehatan.
“Tolong Kadis Kesehatan dibuat indikatornya. Supaya teman-teman termotivasi dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ucapnya.
Reny berharap, para dokter yang tergabung di IDI Cabang Kota Palu untuk membantu Pemerintah Kota Palu dalam mewujudkan 53 programnya, salah satunya Palu Sehat.
“Sudah 28 program yang termasuk dalam APBD yang sekarang dan anggarannya sudah berada di 26 persen,” tandasnya.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay