DONGGALA – Penjual buah-buahan mulai memadati area sekitar Setiap bulan Masjid Raya Donggala.
Para penjual buah seperti kelapa, durian, pepaya, mangga, pisang dan lainnya, termasuk penjual kue, memang selalu memadati area itu setiap kali Bulan Ramadhan tiba.
“Tempat ini selalu ramai dan setiap saat banyak orang yang lewat, sehingga banyak pula yang singgah membeli. Yang membeli bukan saja orang yang kebetulan lewat tapi termasuk jemaah dari masjid, sehingga ya di sini saja jualan daripada ke pasar,” kata seorang penjual durian, Selasa (13/04).
Saat ini ada beberapa penjual durian yang menempati tepi jalan di sekitar masjid, beberapa di antaranya memakai kendaraan mobil bak terbuka. Mereka umumnya penjual dari luar Kota Donggala.
Sedangkan penjual buah pepaya dan sayur-sayuran, memilih di tepi jalan dengan memasang tenda seadanya agar terhindar dari terik matahari atau hujan.
“Kami ini dari tempat jauh di Banawa Selatan, datang ke sini ya cari rezeki. Di sekitar masjid ini kami pilih lokasinya karena lumayan laris banyak pembeli,” kata wanita yang menjajakan pepaya.
Beberapa orang pedagang buah di kawasan ini sudah berjualan sebelum bulan puasa. Mereka menggelar dagangan buah sejak pagi hingga malam setelah membersihkan tempat jualan.
Pihak kelurahan pernah melakukan penertiban karena berdesak-desakan di trotoar jalan, kemudian sebagian pindah ke seberang jalan dari arah timur masjid.
Masjid Raya Donggala memang menjadi salah satu ikon kota tersebut, selalu menjadi pusat keramaian.
Hampir berbagai kegiatan keagamaan maupun sosial sering diawali dari halaman masjid itu, seperti gerak jalan, pawai atau karnaval, kegiatan anak sekolah, dan lainnya.
Berdasarkan sumber sejarah, Masjid Raya Donggala, dulu popular dinamai Masjid Jami sering jadikan pusat kegiatan keagamaan.
Menurut tokoh masyarakat Donggala, H. Rony Djalaluddin (68), keberadaan Masjid Raya Donggala tidak diketahui persis tahun berdirinya, namun dari informasi yang diperoleh, usia masjid sudah cukup tua, berusia ratusan tahun.
“Renovasi sudah beberapa kali dilakukan. Renovasi terbesar itu dilakukan tahun 1960-an yang ketika itu secara swadaya berbagai lapisan masyarakat, termasuk pihak kepolisian berpartisipasi selama renovasi,” kata Rony.
Reporter : Jamrin AB
Editor : Rifay