PALU – Peringatan Haul Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkhairaat periode 1975-2007, Alhabib Abdillah bin Muhammad Aljufri ke-14, dirayakan secara sederhana di Masjid Alkhautsar, Palu Barat.

Acara Haul kali ini, tetap mematahui protokol kesehatan dan di hadiri Habib Ali Muhammad Aljufri, Habib Saleh Muhammad Aljufri dan Habib Thalib bin Abdillah Aljufri dan puluhan jemaah Haul.

Habib Thalib bin Abdillah Aljufri dalam manakibnya, mengungkapkan, ada banyak karamah dari almarhum ayahandanya, jika diceritakan akan menjadi sebuah buku.

Dikisahkannya, ketika ia sedang menempuh pendidikan di Kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Almarhum memintanya untuk kembali ke tanah air. Habib Thalib pun sampai ke Indonesia sebulan sebelum ayahandanya meniggal dunia tepat pada tanggal 22 Juli 2006.

“Jadi almarhum ini meninggal semenjak saya masih pendidikan di Hadramaut, Tarim. Jadi beliau berpesan kepada saya untuk kembali ke Palu. Pada saat itu, saya minta izin, kembali ke Palu, karena alasan panggilan dari Abi,” ungkap Habib Thalib bin Abdillah Aljufri, Senin, (08/02) pagi.

Habib Thalib, melanjutkan ketika ia dinyatakan lolos untuk menempuh pendidikan atau kuliah di Mesir. Dan saat itu ia, tinggal menunggu waktu pemberangkatan. Namun, almarhum kata dia, melarangnya kuliah di luar negeri, dan menyarankan studi di Universitas Alkhairaat (Unisa) saja.

“Insya Allah kuliah di Unisa sama juga kaya di Mesir. Akhirnya, ternyata keberangkatan saya itu tertunda, sampai akhirnya selesai di Unisa,” kenangnya.

Sementara itu, Lukman S Taher, dalam pidato haulnya menceritakan, ada banyak pengalaman penuh berkah bersama almarhum. Dan saat ini kata dia, alhamdulillah masih bersama-sama kita keturunan Habib Idrus bin Salim Aljufri (GuruTua), dan itu semua akan memberikan keberkahan yang luar biasa kepada abnul khairaat (warga Alkhairaat).

“Sekrang ini, Alhamdulillah ada Habib Saggaf. Habib Ali, Habib Saleh, kita bersama-sama dengan mereka ini, bukan sekedar tampilan luar, tapi ada berkah yang luar biasa untuk kita,” katanya.

Menurutnya dekat dengan keturunan Guru Tua ini, harus tetap kita jaga, dan pelihara sebaik-baiknya. Sehingga mudah-mudahan dengan berbagi kisah hidup bersama mereka kita mendapat keberkahan.

Ia juga berpesan kepada para santri, bahwa satu kemuliaan dan rahmat yang luar biasa dapat bersama-sama dengan keturunan Habib Idrus bin Salim Aljufri.

“Apalagi kita lahir di Sulawesi Tengah, daerah Palu ini, adalah daerah para wali. Rahmat berkahnya Habib Idrus ini selalu hadir dalam kehidupan kita,” pungkasnya.

Reporter: Nanang IP
Editor: Nanang