PALU – Koordinator Surveilansa Gugus Covid-19 Kota Palu, dr Rochmat Jasin mengungkapkan, salah satu penyebab meningkatnya kasus positif Covid-19 di Kota Palu karena adanya warga yang melakukan pemeriksaan swab, namun sudah berkeliaran saat belum ada hasil.

“Kita berharap warga yang usai melakukan test swab untuk tidak berkeliaran terlebih dahulu karena itu amat berisiko bagi lingkungan sekitarnya,” kata dr Rochmat, Ahad (03/01).

Masalahnya, kata dia, jika yang bersangkutan melakukan kontak dengan orang lain, lalu kemudian hasil swabnya positif, maka akan sulit melacaknya.

“Biasanya hasil swab diperoleh 3 sampai 4 hari dan di masa menunggu itu umumnya warga tersebut masih berkeliaran bebas, nanti ada hasil positif barulah dia ketakutan dan mengurung dirinya. Jadi alangkah baiknya ketika usai melakukan pengambilan swab, jangan berkeliaran dulu,” tegasnya.

Ditanyain soal pola penyebaran, Rochmat menjelaskan bahwa saat ini Kota Palu telah terjadi transmisi lokal sehingga perlu kewaspadaan setiap saat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).

“Kalau kita menganggap remeh dan tidak menerapkan prokes maka bertambahnya kasus corona di Kota Palu ini tak akan bisa kita hindari,” ujarnya.

Lebih lanjut Rochmat menerangkan tentang pola penanganan isolasi mandiri berbasis masyarakat.

“Kalau kasus terus meningkat maka sudah pasti rumah sakit kita tak akan mampu menampungnya sehingga isolasi mandiri menjadi solusi namun senantiasa harus dalam pantauan tenaga medis,” sebutnya.

Kata Rochmat, mestinya warga yang sedang menjalani isolasi mandiri juga harus dilaporkan ke pihak kelurahan (Satgas K5) bahkan sampai ke pihak RT setempat.

“Pemantauan dari RT dan warga setempat ini dimaksudkan agar warga yang bersangkutan tidak keluar rumah selama isolasi mandiri tersebut,” terangnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay