PALU – Kepala Perwakilan (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah (Sulteng), Dra. Maria Ernawati, MM mengajak kepada seluruh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di daerah memiliki jiwa atas rasa integritas tinggi.
Terlebih, kata dia, tahun ini Perwakilan BKKBN Sulteng menjadi salah satu nominasi Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI WBK).
“Di tengah Covid-19, BKKBN Sulteng mendapatkan satu nominasi untuk ZI WBK. Saya ingin sekali PKB di Sulteng berintegritas. Dua kuncinya, pertama tidak korupsi apapun dan kedua memberikan pelayanan prima,” pesan Maria Ernwati saat membuka kegiatan sosialisasi perubahan perilaku pada masa pandemi Covid-19, di salah satu hotel di Kota Palu, Senin (30/11) malam.
Menurut dia, nominasi ZI WBK bukan hanya soal lombanya. Tetapi Lomba hanya merupakan bonus. Yang terpenting dipahami, sebagai pelayan masyarakat harus memiliki mindset untuk melayani setulus hati sesuai tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
“Mari kit ubah pola pikir kita untuk berintegritas. Kalau dalam diri sebagai penyuluh sudah memiliki jiwa atau rasa integritas, dalam kondisi apapun, akan merasa aman dan nyaman,” katanya.
Ia mengatakan, sebagai seorang Apratur Sipil Negara (ASN), yang juga mengawali karir sebagai ajun PKB di Provinsi Jawa Timur, ia sangat memahami PKB tidak pernah dibekali sebagai pengelola anggaran.
Tetapi, dalam perkembangannya, karena ada Dana Alokasi Khusus (DAK) Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) cukup besar, ditemukan fakta sejumlah daerah memberikan tanggung jawabnya kepada lini lapangan.
“Saya ingatkan kembali, jangan coba-coba bermain dengan DAK BOKB. Kita kemarin menjadi sampling joint audit DAK BOKB oleh Mendagri dan BKKBN di Kabupaten Sigi dan Poso. Tidak menutup kemungkinan tahun depan di kabupten lainnya. Sehingga, saya harap penggunaan DAK BOKB sesuai peruntukannya,” terangnya.
Ia berpesan, sebagai ASN yang telah menyucapkan sumpah jabatan dan dibayar dari uang rakyat, sudah seharusnya memberikan pelayanan prima pula kepada masyarakat.
“Tidak ada yang mengawasi secara khusus kepada bapak ibu sekalian. Yang mengawasi adalah diri sendiri, mengintropeksi diri, bahwa kita adalah ASN. Kita sudah disumpah untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Kita digaji dari masyarakat, dari rakyat, yang pajaknya kita kumpulkan untuk menggaji kita. Apakah kita sampai hati memperlakukan masyarakat dengan tidak baik. Itu saja ukurannya. Kalau sudah mempunyai integritas, mudah-mudahan program Bangga Kencana ke depan lebih menggeliat lagi di Sulteng,” tandasnya. (YAMIN)