Sigi – Pemerintah Kabupaten Sigi mulai menyiasati kebijakan menghadapi ancaman krisis pangan akibat dampak dari wabah pandemi virus corona, seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.
Dalam penjelasannya, Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta mengatakan pihak Pemkab telah membuat sejumlah kebijakan untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi masyarakat Sigi yang was-was dengan dampak virus corona dalam sektor pangan.
Irwan mengungkapkan, dua konsep yang akan digunakan. Pertama melalui back up Dana Desa (DD) untuk membeli beras langsung dari petani lokal yang ada di desa masing-masing sebanyak 2 ton, dengan mengikuti harga pasar untuk disiapkan sebagai cadangan pangan di desa itu sendiri.
“Karena petani kita ini pasar berasnya itu ke Makassar dan Gorontalo, jadi dalam situasi covid 19 ini kebijakan kita melalui Pemdes melakukan pembelian 2 ton beras dari petani lokal untuk cadangan pangan bagi desa itu sendiri disamping BLT yang saat ini sedang berproses,” ujarnya kepada MAL, Senin (11/5).
Tak hanya beras, hasil bumi lainnya yang berasal dari petani lokal kata Bupati Sigi, juga akan dibeli oleh pihaknya bersama pihak desa. Hal itu merupakan salah satu siasat yang dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.
“Sebab dalam masa covid 19n ini, petani kita kalau dagangannya dibawa ke pasar sepuluh tidak habis semua. Nah di sini kita melakukan penguatan ekonomi dengan cara sederhana,” katanya.
Dalam mendukung hal tersebut, Irwan mengungkapkan telah menyiapkan anggaran mencapai Rp2 Miliar. Namun pihaknya masih menunggu kesiapan dari masing-masing desa, serta kondisi dalam beberapa waktu ke depan, kemudian akan disesuaikan.
Sementara itu, konsep kedua yang saat ini sudah dijalankan pada setiap desa, yakni penyiapan hingga pemanfaatan lahan seluas tiga hektare di masing-masing desa, yang hasil buminya diperuntukan bagi masyarakat dengan cukup.
Melalui Dinas Pertanian, lahan tiga hektare yang akan dikoordinir oleh para penyuluh bersama pihak desa, akan ditanami bahan pangan yang mudah didapatkan, dan tidak membutuhkan air yang banyak dengan jenis holtikultural.
“Dan di beberapa desa, kebijakan kita ini sudah sampai tahap penanaman di beberapa desa. Yaa kita harapkan pada semua kepala desa untuk mempercepatnya agar target kita dalam dua atau tiga bulan ke depan sudah dapat dipanen hasilnya, untuk dimanfaatkan masyarakat dengan cukup,” tandas Iwan.
Terpisah, Kepala Desa Bora Kusmayadi mengatakan, mengaku sudah siap secara keseluruhan dengan penyiapan tiga hektare lahan tersebut. Bahkan dalam waktu dekat sudah akan menanam.
“Sesuai arahan itu kita akan menanam bahan pangan yang akan mudah dalam perawatannya seperti tidak membutuhkan banyak air. Mudah-mudahan hari panennya akan seperti yang diharapkan Pak Bupati, karena ini untuk masyarakat kita juga, ” tutup Kumayadi. (Faldi)