Wisata Adventure di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata.
Meyimpan beragam keunikan destinasi alam yang memiliki daya pikat dan pesona luar biasa. Maka tidak heran, Indonesia tercatat sebagai Negara yang mampu menarik wisatawan asing terbanyak di dunia.
Selain air terjun, pantai yang indah, Indonesia juga memiliki ribuan danau yang unik. Salah satunya Danau Matano yang terletak di ujung timur Provinsi Sulawesi Selatan,tepatnya di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.
Pekan kemarin, saya salah satu dari puluhan rombongan wartawan yang mengikuti program Jurnalis visit oleh PT. Vale Indonesia Tbk. Perusahaan raksasa yang bergerak dibidang pertambangan biji nikel beraktivitas di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha itu memboyong wartawan untuk memperkenalkan lebih jauh terkait proses penambangan, pengelolaan biji nikel, kelestarian alam pasca tambang dan potensi wisata Danau Matano.
Dari sejumlah agenda kunjungan kami, tentu salah satunya di Danau Matano. Decak kagum terlintas dalam benak saat itu. Keindahan yang tak biasa kusaksikan langsung. Keaslian danau masih terjaga ditambah lagi dengan kesadaran warga untuk menjaga kebersihan di lingkungan danau pelu diapresisi. Terlebih pemerintah kabupaten juga bersinergi dengan PT. Vale Indonesia Tbk bersama menjaga kelestarian danau tersebut.
Informasi yang sempat dirangkum, Danau Matano adalah Danau Tektonik dengan ukuran panjang 28 kilometer dan lebar 8 kilometer, terletak di ujung timur Provinsi Sulawesi Selatan, berbatasan dengan Sulawesi Tengah. Danau ini berada sekitar 50 km dari Ibukota Kabupaten Luwu Timur (Kota Malili).
Permukaan air danau berada pda ketinggian 382 meter diatas permukaan laut, sehingga kedalaman air danau dari permukaan laut adalah 208 meter. Semenatara kedalaman danau mencapai sekitar 600 meter. Menurut World Wide Fund for Nature, danau ini adalah merupakan danau terdalam di Asia Tenggara serta terdalam kedelapan di dunia.
Para ilmuwan mengidentifikasi Danau Matano salah satu danau purba dari 10 danau purba di dunia yang umurnya mencapai jutaan tahun. Danau Matano terbentuk dari patahan akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pleosen. Danau Matano juga merupakan danau tertua diantara empat danau yang membentuk system danau, Towuti, Masapi, Lontoa dan Mahalona di wilayah danau Malili.
Danau Matano masuk dalam kategori Global Ecoregions oleh World Wide Fund for Nature karena menyimpan keunikan ekosistem dan keregaman hayati yang sangat endemis. Bersama tiga danau lainnya di Wilayah Malili, matano masuk dalam kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam oleh pemerintah.
Keragaman hayati tersimpan di dalam danau, beberapa spesies fauna dan flora endemic. Ada enam spesies kerang, tiga spesies kepiting, enam spesies udang dan 10 spesies ikan bersirip tajam. Dari sejumlah spesies itu, ada beberapa yang menarik dari bahasa lokal, yakni ikan butini, ikan Opudi dan ikan hias yang familiar disebut Celebes Rainbow Fish atau Celebes Sail Fish. Ikan hias itu cukup diminati oleh pencinta ikan hias, baik dalam negeri hingga luar negeri.
Sementara, untuk species tumbuhan, terdapat tujuh tanaman edemik danau tersebut. Berdasarkan penelitian juga terungkap didalamnya terdapat jenis tumbuhan pinang-pinangan.
Mengapa danau tersebut dinamakan Danau Matano?
Oleh warga setempat mengungkapkan bahwa air yang mengisi danau tersebut berasal dari mata air Desa Matano, maka tidak heran jika air danau itu juga digunakan warga sebagai bahan baku air minum.
Melimpahnya air danau itu juga dimanfaatkan PT. Vale Indonesia Tbk sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terdiri dari tiga PLTA. Yakni, PLTA Larona memiliki tiga unit turbin dan telah beroperasi sejak 1979 dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 165 megawatt.
Kemudian, PLTA Balambano memiliki dua turbin dengan produksi daya listrtik rata-rata sebesar 110 megawatt. Dibangun pada 1995 dan mulai beroperasi tahun 1999. Dan PLTA Karebbe, yang memiliki dua turbin dan telah beroperasi sejak Oktober 2011 dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 90 megawatt.
Listrik tersebut dimanfaatkan untuk pabrik dan juga untuk masyarakat. Hanya saja, listrik untuk masyarakat diserahkan pengelolaannya kepada PLN setempat.
Kini Danau matano sudah menjadi perhatian dan khusus warga setempat sudah menjadikan Danau Matano sebagai pusat rekreasi karena sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang mempesoda, diantaranya Banana Boat, Kapal pesiar dan taman bermain untuk anak-anak, kayak, dan bungalow, jet ski dan alat diving bagi pemburu spot snorkeling.
Beberapa jam merendamkan badan di Danau Matano, saya tidak merasakan kedinginan. Ternyata berdasarkan penelitian, air danau itu memiliki kandungan besi yang minim kandungan oksigen. Kondisi itu hampir sama dengan kondisi air laut bumi pada masa Arhean Eon sekitar 2,5 tahun yang lalu.
Akses menuju Sorowako dapat kita tempuh dengan mudah, baik darat maupun jalur udara. Jalur darat dari Makassar kita bisa menempuh waktu sekitar 10 jam, sedangkan untuk jalur udara hanya sekitar 50 menit dari Badara Udara Sultan Hasanudin Makassar. Hanya saja, dana yang kita keluarkan melalui jalur udara masih terbilang mahal, dikarenakan bandara yang berada di Sorowako merupakan bandara khusus milik PT. Vale Indonesia Tbk.(YAMIN)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.