PALU – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulteng, melalui Bidang Pengendalian Penduduk, melaksanakan pertemuan peningkatan kompetensi bagi pemuda dan remaja peduli kependudukan, Rabu (30/01) di Ruang Pola, Kantor Perwakilan BKKBN Sulteng.
Pemuda dan remaja tersebut merupakan perwakilan dari dari seluruh perguruan tinggi di Kota Palu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton, melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Plh, Irawati, menyampaikan, keberadaan remaja dan pemuda tidak dapat diabaikan sebagai bagian dari bangsa ini.
“Data Sensus Penduduk 2010 menunjukan bahwa hampir sepertiga komponen bangsa ini adalah remaja. Suatu jumlah yang cukup besar. Dengan demikian, maka mengabaikan mereka berarti kita telah menggadaikan masa depan bangsa ini. Bukankah kita sering mendengar ungkapan bahwa masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas remaja atau pemuda dewasa,” sebutnya.
Kata dia, salah satu ciri remaja atau pemuda yang berkualitas adalah melek kependudukan, yakni pemuda yang paham tentang penduduk dan seluk beluknya serta memahami tentang hubungan mutualisme antara penduduk dengan lingkungan.
“Pemuda harus paham tentang hubungan penduduk dengan ketersediaan pangan, sumber energi, lapangan kerja, kesehatan, pendidikan, tentang konsekuensi dari jumlah penduduk yang besar, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan sebagainya,” terangnya.
Menurutnya, saat ini Indonesia memasuki fenomena kependudukan yang disebut bonus demografi, yakni hasil dari upaya menurunkan angka kelahiran, melalui program keluarga berencana.
Jika itu dioptimalkan, lanjut dia, maka bonus demografi dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
“Sementara fakta yang ada saat ini, masih banyak daerah yang tidak menjadikan prioritas program kependudukan, terutama daerah dengan jumlah penduduk masih jarang atau yang PAD-nya rendah,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan banyaknya jumlah penduduk, maka secara otomatis menimbulkan persaingan untuk memperebutkan kesempatan kerja, mengenyam pendidikan, pelayanan kesehatan maupun sumber daya alam yang jumlahnya semakin terbatas. Terlebih dengan adanya revolasi 4.0 yang diperkirakan mesin dan robot akan mengambil alih 800 juta lapangan pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2030.
“Olehnya penyiapan SDM sejak dini perlu dilakukan. Tentu saja kita semua tidak ingin berbagai hal buruk itu menimpa kita. Maka marilah kita menjadi remaja dan pemuda yang melek sekaligus sadar kependudukan,” harapnya.
Kegiatan itu diisi oleh pemateri, di antaranya Ketua Koalisi Kependudukan Sulteng, Prof. Chairil Anwar dan Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi Sulteng, La Ode Dia. (YAMIN)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.