PALU – Tercatat sebanyak 415 Kepala Keluarga (KK) yang masih bertahan di posko pengungsian halaman Masjid Agung Darussalam Palu. Mereka adalah warga yang terdampak bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi, 28 September 2018 lalu.

Dari jumlah tersebut, terdapat enam ibu hamil. Dua di antaranya mengalami kekurangan asupan gizi atau mengidap Kurang Energi Kronik (KEK).

Relawan Tim Medis Posko Kesehatan Reproduksi (Kespro), Masjid Agung Palu, Bidan Ariati, Senin (28/01) mengatakan, kondisi itu biasa dipicu pola makan yang tidak baik.

Mestinya, kata dia, ibu hamil harus banyak mengonsumsi sayur, buah dan protein yang cukup.

Namun kondisi di lapangan, lanjut dia, para ibu hamil tersebut kurang mengonsumi makanan yang dianjurkan. Pihaknya pun mengantisipasinya dengan memberikan makanan tambahan ibu hamil.

“Terdapat dua orang yang sudah hamil tua, dan satunya sedang mengalami penyulitan atau bayinya besar dan sudah diedukasi untuk melahirkan di rumah sakit,” kata Arniati.

Lebih jauh dia mengatakan, untuk memantau kesehatan ibu hamil, timnya juga intens melakukan edukasi ke tenda-tenda pengungsian yang didiami ibu hamil, untuk mengindari resiko saat persalinan.

Dia menambahkan, pelayanan kesehatan di Masjid Agung dibuka selama 24 jam. Awalnya hanya dikhususkan melayani ibu hamil dan anak yang baru lahir saja.

“Sekarang tidak hanya melayani itu, tapi juga melayani pasien umum dari jam delapan pagi sampai dengan jam enam sore,” katanya.

Berdasarkan catatan Tim Medis Kespro Puskemas Kamonji, terdapat sepuluh penyakit yang terbanyak di bulan November-Desember 2018.

Data bulan November, penyakit terbanyak dialami pengungsi adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebanyak 115 pasien, diare 78 pasien, hipertensi 101, gratritis 33, aritrtis 12, cheplgia 12, myalgia 54, febris 44, dermatitis 80 dan vertigo 9 pasien.

Sementara data per tangal 20 Desember, tercatat penderita ISPA sebanyak dua pasien, hipertensi 1 pasien, diare 1 pasien dan dermatitis satu pasien. (NANANG IP)