PARIGI – Kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, disebut menjadi dalang mutilasi warga, sekaligus penembakan dua anggota polisi di di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong (Parimo), Senin (31/12) lalu.

Polisi menduga, satu warga orang yang ditemukan tewas termutilasi, sengaja dibunuh oleh kelompok ini untuk menciptakan keresahan dan teror dalam masyarakat.

“Mereka (kelompok DPO MTI) juga diduga mengincar polisi,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Selasa (01/01).

Meski demikian, hingga saat ini pihak Polda Sulteng belum juga memberikan penjelasan tentang indikasi mutilasi, hingga terjadinya penembakan yang dituduhkan kepada Ali Kalora Cs.

Sementara itu, tiga peleton anggota Polda Sulteng yang diturunkan ke lokasi, menemukan sejumlah barang bukti berupa tiga buah bom lontong, satu buah teropong siang, tiga buah sendok makan, tiga toples plastik kecil berisikan sembilan biji buah kurma dicampur kue, dua amunisi aktif kaliber 5,56, tujuh selongsong dan amunisi kaliber 5,56.

Selain itu, polisi juga menemukan sepotong baju serta sebo warna hitam, tiga botol air mineral, empat jerigen kapasitas dua liter yang sudah kosong dan sepeda motor yang digunakan Bripka Andrew Maha Putra serta Bripda Baso berboncengan.

Korban mutilasi diketahui merupakan warga desa setempat berinisial RB (34 tahun). Kepala RB yang merupakan pekerja ladang itu ditemukan di jembatan desa pada 30 Desember 2018. Setelah mengevakuasi kepala korban, polisi pun bergegas mencari badan korban. Badan RB ditemukan di daerah pengunungan.

Saat melakukan evakuasi tubuh korban, dua anggota polisi ditembak sehingga mengalami luka serius di bagian punggung dan lutut.

Keduanya di hujani tembakan sebanyak empat kali, dua tembakan mengenai Bripka Andrew Maha Putra (Resmob Satgas III Tinombala) dan dua tembakan lainnya mengenai Bripda Baso (Sat Intelkam Reskrim Parimo).

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, saat tengah melintas Bripda Baso yang berboncengan dengan Bripka Andrew melihat ranting pohon yang disusun berjejer di tengah jalan. Keduanya lalu berniat membersihkannya agar dapat melanjutkan perjalanan untuk mengevakuasi.

Tak lama setelah turun dari kendaraan, Bripda Baso langsung ditembak dari arah belakang kiri pada posisi ketinggian hingga mengenai bahu. Sedangkan Bripka Andrew yang saat itu masih di atas kendaraan langsung memberikan tembakan balasan.

Wakapolda Sulteng, Kombes Pol Setyo Boedi memastikan adanya ketambahan anggota MIT pimpinan Ali Kalora, sepeninggal almarhum Santoso.

Tiga nama tambahan yang turut masuk dalam DPO adalah Alhaji Kaliki, Rajif Gandi Sabban alias Rajef dan Aditya alias Idad yang merupakan warga Poso dan NTB.

Sementara tujuh nama DPO sebelumnya adalah Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon asal Poso, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar asal Poso, Qatar alias Farel asal Bima NTB, Nae alias Galuh asal Bima NTB, Basir alias Romzi asal Bima NTB, Abu Alim dan Kholid asal Bima NTB.

“Jumlah DPO sebanyak 10 orang,” singkat Wakapolda, Senin (31/12). (FALDI/MAWAN/***)