PALU – Memasuki akhir tahun dengan intensitas curah hujan yang tinggi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu telah memetakan enam kecamatan yang terjadi tanah longsor.
Enam kecamatan yang dimaksud adalah Palu Barat, Tatanga, Ulujadi, Mantikulore, Palu Utara dan Tawaeli.
Selain rawan tanah longsor, Kecamatan Tawaeli rawan banjir bandang. Sementara kecamatan lainnya di Palu, rata-rata rawan banjir.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Bencana, BPBD Kota Palu, Gayus Pakan, Selasa (04/12), mengatakan, belajar dari pengalaman tahun 2015, lanjut dia, di Bulan Oktober, November dan Desember, Kecamatan Tawaeli dan Kecamatan Ulujadi mengalami kejadian banjir bandang bersamaan.
Selain itu, kata dia, di tengah cuaca ekstrim akhir tahun, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah meminta semua BPBD kabupaten/kota untuk memetakan daerah rawan banjir, banjir bandang dan tanah longsor, berdasarkan Aplikasi Inarisk.
“Inarisk ini merupakan salah satu aplikasi dari BNPB guna mengetahui di mana saja daerah yang rawan bencana. Misalnya Kota Palu, tinggal diklik maka akan muncul data klasifikasi jenis bencanannya. Aplikasi ini mempermudah kami dalam mengelola data,” tutur Gayus.
Menurutnya, tingkat akurasi dari aplikasi itu sudah paten, kecuali terkait dengan jumlah penduduk.
Selain itu, Kemendagri juga meminta kepada semua daerah untuk mengalokasikan dana siaga penanggulangan banjir, banjir bandang dan tanah longsor, serta mengoordinasikan secara rutin kepada BPBD provinsi terkait cuaca ekstrim saat ini.
“Terkait daerah rawan bencana tersebut, kami akan membuat surat edaran kepada 46 kelurahan dan 8 kecamatan di Kota Palu. Kepada warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan,” imbuh alumni Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad) itu. (IKRAM)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.