PALU – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulteng, melaksanakan seminar kependudukan pasca bencana, di Palu, senin (27/11), di salah satu hotel di Kota Palu

Kegiatan tingkat provinsi itu dikhususkan bagi generasi muda tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), untuk meningkatkan peran serta generasi muda dalam upaya pengendalian kuantitas penduduk.

Plh. Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton saat  membuka kegiatan itu  menyampaikan, salah satu masalah kependudukan yang dihadapi saat ini adalah jumlah pendudukan yang besar, yang mencapai 264 juta jiwa. Angka itu menempatkan Indonesia berada diurutan empat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

“Laju pertumbuhan pendudukan kita sebesar 1,49 persen pertahun. Ini berarti kita menambah penduduk baru empat sampai lima juta jiwa pertahun,”ucapnya.

Kata Tenny,  angka yang besar itu bukan tanpa konsekuensi, jika pertambahan dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi itu terus berjalan. Sementara daya tampung dan daya dukung bumi tidak pernah bertambah, maka dapat dipastikan suatu saat berbagai masalah akan muncul.

“Suatu saat nanti anak cucu kita tidak bisa lagi membangun rumah sendiri, karena lahan untuk membangun rumah tidak ada lagi.  Pangan akan berkurang karena lahan pertanian  akan mengalami alih fungsi  dan masih banyak lagi masalah yang akan timbul bila pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan,”katanya.

“Apakah kita mau hal ini terjadi ? tentu tidak,”tanya dia menambahkan.

200 Siwa-siswi SLTA di kota Palu menjadi peserta seminar kependudukan pasca bencana yang dilaksanakan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulteng (FOTO : MAL/YAMIN)

Ditegaskannya,  masa depan negeri ini ditentukan oleh remaja, karena  remaja merupakan penerus tongkat kepemimpinan bangsa.  28 persen penduduk Indonesia adalah remaja yang tidak pernah ditahu apakah 10 hingga 30 tahun akan datang ada yang menjadi anggota legislatif, kepala daerah Bahkan presiden.

“Yang terpenting bagi adik-adik remaja adalah memiliki kualitas 10 hingga 30 tahun akan datang. Kalian adalah bonus demografi. Namun bonus ini boleh jadi akan menjadi petakabila adik-adik remaja tidak berkualitas. Sekarang terpulang pada adik-adik.”pesannya.

Dipenghujung, Tenny juga mengingatkan pada peserta  tentang bahaya penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.

“Remaja juga harus menghindari penyalahgunaan narkotika  dan obat-obatan terlarang dalam segala bentuk manifestasinya. Pada intinya, generasi yang berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas harus merencakan masa depannya sejak dini dengan baik. Ingat gagal merencanakan masa depanmu sama dengan merencanakan kegagalan pada masa depanmu,”tandasnya. (YAMIN)