SIGI – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, melalui Ikatan Istri Keluarga Garuda Indonesia (IIKGA), membantu pembangunan ruang belajar sementara kepada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Soulowe, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Senin (26/11).

Penyaluran bantuan tersebut dikerjasamakan dengan salah satu organisasi kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Pembangunan gedung itu sendiri ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Ketua IIKGA, Dewi Ari Askhara, yang juga istri Direktur Utama PT. Garuda Indonesia Grup.

“Kami memang konsen pada pendidikan anak-anak. Jadi dalam hal ini kami meminta ACT mencarikan sekolah yang layak kami bantu, dan madrasah Alkhairaat inilah yang dipilih,” jelas Dewi.

Dia berharap, dengan bantuan tersebut, anak-anak di madrasah bisa tetap belajar meski dengan kondisi terbatas, bahkan bisa memacu semangat belajar guna mencapai cita-cita mereka.

“Selain di Soulowe ini, kami bersama ACT juga sementara membangun masjid di wilayah Kecamatan Ulujadi Kota Palu. Dalam keadaan singkat kami memang baru mampu mengumpulkan dana untuk membangun dua tempat ini. Tapi kalau nanti ada lagi dana yang memungkinkan, kami akan membangun lagi di titik bencana lain,” sambungnya.

Sementara Head of Partnership ACT Pusat, Dwi Setyo, menjelaskan, bantuan yang disalurkan IIKGA ini bakal dibangunkan tiga lokal kelas dengan konstruksi ramah gempa serta diprediksi mampu tahan hingga lima tahun.

Bangunan dengan luas total 18 x 7 meter atau per kelasnya 6 x 7 meter itu ditargetkan tuntas dalam dua bulan ke depan.

“Kami telah survei di berbagai sekolah di Sigi, dan MTs ini patut kami rekomendasikan untuk dibantu, karena 100 persen bangunannya tidak layak pakai dan nyaris roboh total,” katanya.

Kepala MTs Alkhairaat Soulowe, Maslina mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia Grup bersama ACT. Menurutnya, madrasah yang dipimpinnya itu memiliki 10 ruangan, lima di antaranya ruang kelas dan semuanya roboh.

“Ada 87 siswa kami yang sejak gempa hanya belajar di bawah pohon dan di tenda darurat. Alhamdulillah dibangunkannya ruang kelas oleh Garuda Indonesia Grup dan ACT ini sangat membantu dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

Pihaknya juga telah dibantu tenda oleh UNICEF dan digunakan sementara untuk kegiatan belajar mengajar.

“Semua siswa kami gabung. Masing-masing tingkatan kelas ada gurunya sendiri-sendiri. Jadi mata pelajaran tetap bisa kami ajarkan meski waktu dan tempatnya terbatas. Kami berharap ke depan pemerintah juga dapat membantu membangunkan kembali ruang kelas permanen bersama mobilernya,” harap wanita berkaca mata itu. (HADY)