PALU- Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter yang terjadi pada Jumat, (28/9) melanda kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala menimbulkan kerusakan sangat dahsyat hampir semua infrastruktur yang ada, baik hotel, rumah, perkantoran roboh dan tak layak huni serta jalanan rusak.

Selain menimbulkan kerugian material, tak sedikit pula akibat gempa tersebut menelan jumlah korban cukup banyak sekitar 2.095 jiwa dinyatakan meninggal dunia, ribuan lainya luka berat serta ratusan lainya hilang dan tertimbun reruntuhan bangunan.

Dari beberapa wilayah mengalami kerusakan cukup parah akibat likuifaksi salahsatunya, Perumnas, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Rumah-rumah warga lulu lantah bak ditelan bumi, dari sekian ribu penghuni perumahan dan Kelurahan Balaroa tersebut sekitar 80 persen meninggal dan 20 persen lainya selamat.

Salahsatu penghuni perumahan selamat tersebut, Abduracchman Kasim (62 ), ditemui usai sholat Ashar di Masjid Raya Baiturahim Lolu, Selasa, (23/10), Diapun menceritakan ihwal dirinya bisa selamat dari gempa hanya sekian waktu dapat meluluhlantahkan segala yang ada dan menelan korban ribuan jiwa.

Ketua Penggelola Masjid Darul Mutakim, Abduracchman Kasim menceritakan, sekira pukul 18.05 Wita saat sebagian masjid Adzan , dirinya mengambil air wudhu dan anaknya siap-siap akan menuju masjid , tiba-tiba gempa datang dengan dahsyat sekali mengakibatkan sebuah benda runtuh hampir menimpanya.

Iapun berusaha untuk segera keluar rumah, namun selalu gagal terus karena terjatuh, sampai akhirnya merayap keluar dan ditarik oleh istri dan anaknya menuju lapangan depan rumah , tepatnya berhadapan dengan Masjid Darul Mutakim Perumnas Balaroa.

Disaat itulah dirinya, berteriak takbir dan Azan orang-orang pada berdatangan termasuk jamaah masjid, lalu tanah terbelah sebagian orang kakinya masuk, dan rumah disekitarnya ambruk.

Sedangkan rumah dua tingkat yang ditempatinya hanya bergeser, ada dua kenderaan mobil Avanza Biru dan Yaris Orange terparkir tidak apa-apa, lecet atau tergores sedikitpun.

Kejadian tersebut kata dia, sangat singkat tapi dahsyat tanah bergelombang dan bergoyang seperti ombak dilautan. Siapapun dia tidak akan bertahan berdiri pasti terjatuh.

Satu keajaiban terjadi menurutnya, sebagian rumahnya tidak ambrul seperti rumah lain sekitarnya terbakar, ambruk dan hancur.

Hal ini Allah SWT perlihatkan, rumahnya masih berdiri tegak sampai saat ini. Dan dalam ruang tamu rumahnya masih utuh seperti foto-foto para Habaib diantaranya foto Guru Tua Sayid Idrus Bin Salim Aljufri, H. Amin Lasawedi, Habib Ali Tanggul serta foto Habaib lainya, serta barang perabot dan elektro lainya tetap utuh tak bergeser, pecah atau jatuh.

Abduracchman Kasim ditemui usai Sholat Ashar di Masjid Raya Lolu Baiturahim , Selasa,(23/10), Foto : IKRAM/ MAL

Sehingga menimbulkan pertanyaan orang lain pada dirinya, mengapa hal tersebut bisa terjadi, sedangkan rumah sekitar lainya rubuh dan hancur.

Mantan Ketua DPC PERADI Kota Palu Inipun sedikit membuka rahasia dibalik keajaiban tersebut, bahwa ruang tamunya usai sholat Subuh sering digunakan membaca Yasin dan Alquraan saban setiap harinya.

Sebab kata dia, dengan membaca Yasin menolak bala, membaca Alquraan rumah kita akan diliputi cahaya terhindar dari bala, selain itu banyak foto para Habaib utamanya guru tua, itulah keajaiban yang dialaminya.

Kata dia, secara teori gempa, tsunami tersebut sering terjadi tapi gempa ini seperi ombak dilautan, sehingga dia menyimpulkan selain tsunami laut, ada juga tsunami darat, tanah itu naik, lalu turun, hingga orang yang jatuh, tertimbun rumah lainya dan tak bisa tertolong lagi.

” Bahkan puluhan anak-anak disamping rumah dan halaman masjid tertimbun tanah setelah terperosok kedalam lubang,” katanya.

Untuk itu hikmah dibalik musibah tersebut Allah SWT mengingatkan kepada kita, Pemimpin Kota Palu ini tidak lagi mendengar para alim ulama, untuk tidak melakukan syirik, menduakan Allah SWT.

Maka Allah SWT perlihatkan murkanya seakan menegaskan jangan kau sembah yang lain, selain Allah SWT, tetapi manusia karena egonya merasa pemimpin dan berkuasa tidak mendengar nasehat para habib, utamanya Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf Aljufri telah memperingati untuk tidak melakukan syirik kepada Allah SWT.

Tentunya saya sebagai warga Kota Palu mengimbau masyarakat tetap waspada, Kemudian pemerintah (Umara) diimbau agar selalu bertanya kepada lara Ulama utamanya Habib Saggaf masih hidup sebagai yang dituakan tempat bertanya baik Pemkot maupun Pemprov.

Karena bila pemerintah (Umara ) dan Ulama saling bersinergi maka, InsyAllah kata dia, daerah tersebut dirahmati dan diberkahi itu perlu kita ingatkan sebagai sesama umat Islam. (IKRAM)