PALU – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Palu meresmikan sekolah satu atap di Dusun Liku, Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli, dua hari lalu. Pembukaan sekolah tersebut guna memastikan setiap anak Indonesia, khususnya anak usia sekolah di wilayah Kota Palu untuk dapat mengenyam pendidikan.
Pembukaan sekolah tersebut, mengingat SMP yang ada di Liku, Kelurahan Lambara hanyalah SMP Negeri 16 dan harus ditempuh dengan jarak hingga 6 kilometer, sehingga dinilai sangat menyusahkan, apalagi sebagian di antara anak-anak tersebut pergi ke sekolah dengan hanya berjalan kaki.
“Akibatnya, minat melanjutkan sekolah anak-anak di Dusun Liku yang ingin bersekolah di SMP Negeri 16 Palu, cenderung menurun setiap tahunnya. Untuk kelas 7 hanya ada 10 orang, kelas 8 menurun hingga 5 orang dan yang paling parah pada kelas 9 hanya tersisa 1 orang saja,” kata Kepala Dikbud Kota Palu, Ansyar Sutiadi, usai meresmikan sekolah satu atap.
Untuk itu, kata dia, pihaknya berinisiatif untuk mendekatkan sekolah kepada warga.
“Jadi kebetulan ada ruangan di SDN 11 Liku yang kosong, maka kita membuka kelas untuk itu, karena salah satu persyaratannya yakni ketersedian ruangan untuk proses belajar mengajar,” jelasnya.
Terkait tenaga pengajar, lanjut Ansyar, saat ini masih mengandalkan guru dari SMP Negeri 16 Palu.
“Kedepan akan menggunakan warga dari Liku yang saat ini sedang mengajar di Kota Palu. Ini juga atas permintaan warga sekitar yang meminta guru yang berasal dari Liku untuk mengajar disini,” ujarnya.
Selain di Liku, pihaknya juga akan membuka sekolah satu atap lainnya di Dusun Salena, karena masalah yang didapati sama, yakni jauhnya jarak ke sekolah.
“Ini semua dilakukan dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanah UUD 1945,” tutupnya. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.