PARIMO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Parigi mendorong penguatan pembinaan kemandirian warga binaan melalui program pelatihan sektor pertanian, bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Parimo.
Kepala Lapas Kelas III Parigi, Fenje Mamirahi, mengatakan Lapas bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi pusat pembinaan untuk mengembalikan warga binaan sebagai individu yang mandiri dan siap berkontribusi di tengah masyarakat.
“Kami menyadari sektor pertanian dan perkebunan memiliki potensi besar di Parimo. Kerja sama ini menjadi jembatan bagi warga binaan untuk memperoleh keterampilan nyata di bidang pertanian,” ungkapnya, Senin (08/12).
Ia menjelaskan, pelatihan akan dilaksanakan secara terstruktur dengan fokus pada teknik budidaya, pengelolaan lahan, hingga strategi usaha. Program tersebut diharapkan dapat membuka peluang kerja dan usaha mandiri setelah warga binaan kembali ke masyarakat.
Fenje juga mengajak masyarakat untuk menghapus stigma terhadap mantan narapidana dan memberi kesempatan bagi mereka untuk kembali berkarya.
“Jangan lagi ada pola pikir bahwa bekas narapidana tidak berguna. Kalau bukan kita yang menerima mereka, siapa lagi? Tugas kita adalah mengangkat harkat mereka,” tegasnya.
Selain pelatihan, Lapas Parigi akan memanfaatkan lahan tidur di lingkungan Lapas sebagai area bercocok tanam. Dinas terkait akan menyediakan pendampingan teknis, termasuk bibit dan varietas unggul.
Fenje berharap kerja sama ini berjalan berkelanjutan dan menjadi model sinergi bagi instansi lain dalam meningkatkan kualitas pembinaan di Lapas.
“Semoga program ini memberi manfaat nyata, bukan hanya sebatas penandatanganan berkas,” pungkasnya.

